INISUMEDANG.COM – Inilah potret sebuah pemukiman warga yang ditinggalkan penghuninya akibat diancam bencana longsor, salah satu dampak yang ditimbulkan proyek pembangunan Tol Cisumdawu.
Pemukiman terdampak itu yakni Dusun Binong RT 03 RW 07 Desa Mulyasari Sumedang Utara Jawa Barat. Sekarang pemukiman tersebut sudah ditinggalkan penghuninya, sedikitnya 19 unit rumah 1 mesjid kosong nyaris menyerupai rumah hantu jalan Tol Cisumdawu.
Kosongnya penduduk dusun itu sebagai antisipasi bencana, dimana warga lebih memilih hengkang tinggalkan dusun daripada bertahan dengan dihantui tanah longsor yang mungkin terjadi secara tiba-tiba.
Seperti dituturkan seorang warga Dusun Binong Entin (50). Dari atas, diancam tertimbun longsor karena posisi pemukiman dibawah tebing ruas jalan tol yang saat ini tengah proses pembangunan.
Sementara dari bawah, pemukiman juga diancam hanyut tergerus longsor. Sebab, tanah ditengah pemukiman retak-retak, bahkan pondasi rumah berubah menjadi miring-miring akibat pergerakan tanah.
“Karena sudah hampir 7 bulan ditinggal, kini kondisi rumah sudah pada rusak dimakan rayap akibat tidak terawat,” tutur Entin di lokasi, Sabtu (28/5/2022).
Janda 6 anak itu (Entin) mengaku menderita meskipun dari pihak PT. Wika (pelaksana pembanguan tol) memberi konvensasi Rp 1 juta untuk kontrak rumah. Namun uang tersebut tidak cukup karena ada beban biaya anak sekolah.
“Kami minta segera bebaskan rumah dan tanah. Sebab, bila tidak, maka kami akan kembali menggelar aksi demo untuk menuntut hak karena kondisinya saat ini sudah sangat prihatin,” ujar Entin mengancam.
Aksi demo itu, lanjut dia, bukan untuk mempersulit proyek pembagunan Tol Cisumdawu. Tapi berharap pemerintah, tidak membiarkan kondisi masyarakat menderita karena diancam longsor tanah tebing jalan tol.
“Pemukiman ini terisolasi karena sudah tidak punya lagi akses jalan akibat tertutup membangunan jalan tol. Sehingga jika mau kepemukiman ini harus menyebrang jalan tol,” tandasnya.