Okupansi Hotel Terendah di Jabar, Ketua PHRI Minta Langkah Konkrit Pemkab Sumedang

INISUMEDANG.COM–Selama Liburan panjang diakhir Oktober kemarin ternyata tidak bisa mendongkrak pendapatan disektor Hotel, Restoran dan Destinasi Wisata di Sumedang.

Karena menurut data dari BPD PHRI Jawa Barat tingkat Okupanci Sumedang masuk pada deretan terakhir okupansi terendah yaitu 20 persen, sedangkan Jawa Barat sendiri berada pada kisaran 35 persen.

Dari data tersebut disebutkan daerah yang masuk Okupansi antara 70-80 persen yaitu Kota Bogor, Kota Cirebon, Kab. Kuningan, Kota Bandung dan Kab. Garut.

Kemudian daerah yang masuk okupansi antara 60 – 70 % adalah Kab. Bandung, Kab. Subang dan Kab Bandung Barat.

Selanjutnya Yang masuk Okupansi 50 sd 60 % yaitu Kab Cirebon, Kab Bogor, Kab Pangandaran dan Kab. Cianjur. Sedangkan Karawang dan Kab. Sukabumi masuk di 40 sd 50 %.

Daerah yang masuk 30 – 40% yaitu Purwakarta, Indramayu, Banjar, Kota Bekasi dan Kota Tasikmalaya.

Untuk Kabupaten Ciamis, dan Kabupaten Bekasi masuk okupansi antara 30 – 20%. Kemudian terakhir tiga kabupaten yang paling rendah okupansinya yaitu 20 % adalah Kabupaten Majalengka, Depok dan Kabupaten Sumedang.

“Libur panjang selama 5 hari ini, untuk sektor hotel maupun restoran dan juga destinasi merasakan bahwa seperti tidak terjadi liburan”. Ujar H. Nana Mulyana, Ketua PHRI Sumedang kepada wartawan Minggu (1/11/2020).

Dikarenakan, lanjut Nana, tingkat okupansi selama lima hari untuk hotel dibawah 30 persen, kemudian restoran juga di bawah 30 persen, dan hampir sama dengan okupansi destinasi pun hanya sekitar 30 sampai 40 persen.

“Ini bisa dilihat secara langsung, jalan-jalan Kota Sumedang ini relatif lenggang, padahal kalau melihat di media televisi dan lainnya, arus mudik dari kota besar khususnya Jakarta Bandung ke daerah-daerah ini sangat luar biasa membludak”. Ucapnya.

Kata Nana, bahkan malam ini juga masih terjadi kemacetan yang luar biasa, tetapi fenomena ini yang menarik sekarang adalah masyarakat memang pulang mudik ke kampung tapi mereka tidak tidur di hotel, tidak makan di restoran dan kalaupun mereka berwisata secara umum mencari destinasi-destinasi yang tidak berbayar.

“Ini harus ada upaya-upaya konkret dari pemerintah bagaimana mempromosikan Sumedang sehingga menjadi salah satu destinasi tujuan wisata di Jawa Barat. Kita melihat bahwa Sumedang tertinggal jauh dibanding dengan daerah seperti Garut atau Cirebon”. Ucap Nana.

Padahal, lanjut Nana, apa yang ada di Sumedang, semuanya sudah ada. Hanya saja yang kurang adalah bagaimana upaya promosi dan event-event untuk menarik wisatawan masuk ke Sumedang.

“Ini yang harus kita pikirkan bersama dan menjadi PR bersama untuk sama-sama duduk dan sama-sama berpikir bagaimana membuat rumusan, dan akhirnya Sumedang menjadi kota tujuan wisata”. Harap Nana.

“Kami dari PHRI tentunya berharap ada langkah-langkah yang harus segera dilakukan, karena jika dibiarkan seperti ini terus maka industri tidak akan lagi mampu untuk bertahan di tengah terpaan isu, bukan isu di tengah terpaan, semua pihak ini terutama pemerintah dan pelaku usaha harus mau melakukan upaya atau langkah bagaimana ke depan menjadikan Sumedang sebagai Kabupaten Pariwisata”. Pungkas Nana.