INISUMEDANG.COM – Warga Jawa Barat khususnya di Kabupaten Cianjur digegerkan dengan kejadian dahsyat Gempa Bumi dengan kekuatan 5,6 Magnitudo yang menewaskan 313 orang dan ribuan orang harus mengungsi gegara gempa bumi. Bahkan gempa Cianjur ini menjadi gempa tanpa Tsunami yang banyak menewaskan korban jiwa.
Mengantisipasi dan meminimalisir dampak bahaya gempa bumi, mari kita simak penyebab Gempa Bumi yang terbesar di Jawa Barat. Selain Sesar Cimandiri yang menjadi penyebab Gempa Cianjur, juga ada Sesar Lembang dan Sesar Baribis yang mengancam Bendungan Jatigede Sumedang. Simak ulasannya .
Dilansir dari Wikipedia Bahasa Indonesia, Sesar Lembang adalah sebuah patahan geser aktif yang terletak di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Sesar Lembang mengalami pertemuan dengan Sesar Cimandiri di Padalarang. Patahan ini memanjang dari Padalarang hingga Bandung Timur dan masuk ke wilayah Jatinangor Sumedang yang kira-kira memiliki jarak sekitar 29 Km.
Menurut BMKG, patahan ini bisa menyebabkan gempa berkekuatan sekitar 6,8 hingga 7 Skala ritcher. Sesar Lembang sendiri terbagi menjadi dua Segmen (bagian). Yakni Segmen barat dan Segmen timur sehingga gempa yang diakibatkan memiliki skala yang berbeda-beda. Pergerakkan Sesar Lembang mencapai 3 milimeter/tahun. Akan tetapi, segmen-segmennya memiliki pergerakan tersendiri sehingga pergerakkan Sesar Lembang tidak Sempurna. Meski begitu, kecepatan pergerakan Sesar Lembang selalu berubah-ubah.
Saat ini, memang sudah ditentukan bahwa panjang Sesar Lembang adalah 29 km. Akan tetapi, sebelumnya Google Maps telah mengungkap bahwa panjang Sesar Lembang adalah 22 km melalui citra satelit. Riset lain juga mengatakan bahwa panjang Sesar Lembang adalah antara 20 – 27 km. Karena masalah ini, sebuah teknologi mutakhir yang dibantu teknologi penginderaan jarak jauh LIDAR (Light Detectin and Ranging) memperkirakkan bahwa total panjang Sesar Lembang yang diketahui adalah 29 km. Karena dari nol dari barat Sesar Lembang membentang dari daerah Padalarang. Kemudian melewati Ngamprah, Cihideung, Lembang, dan Bukit Batu Lonceng (Cimenyan). Sedangkan timur melewati Desa Cipanjalu, Kecamatan Cilengkrang, hingga Kabupaten Bandung.
Laju Pergeseran Sesar Lembang
Hasil kajian terbaru tahun 2017 laju pergeseran Sesar Lembang sekitar 3,0 – 5,5 mm/tahun. Angka ini bertambah dari prediksi tahun 2011 yang menyebut laju pergeserannya 2,0 – 4,0 mm/tahun. Selain itu, riset baru dari Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI menemukan bahwa panjang sesar adalah 29 km, bukan 22 km (perkiraan 22 km menurut Google maps).
Hasil riset ini tak lepas berkat pemetaan citra profil morfologi dengan resolusi yang tinggi lewat penggunaan LIDAR (Light Detection and Ranging). Dari data ini, dengan hitung-hitungan formula ahli paleoseismologi, diperolehlah data empiris soal potensi energi seismik yang dihasilkan saat Sesar Lembang aktif.
Paleoseismologi adalah studi batuan kuno dan sedimen untuk bukti peristiwa seismik. Seperti gempa bumi dan tsunami, dari zaman sebelum catatan disimpan.
Sesar Baribis
Sementara itu, Sesar Baribis adalah Sesar aktif yang membentang dari timur hingga barat pulau Jawa. Sesar Baribis merupakan sesar terpanjang di Pulau Jawa. Sesar ini melintasi sisi barat Subang, Sumedang, Indramayu dan Purwakarta, Karawang, Cibatu (Bekasi), Depok, Jakarta hingga Tangerang dan Raskasbitung. Keberadaan Sesar ini masih menjadi dugaan bahkan disebut-sebut sebagai ancaman besar bagi Jakarta. Sesar ini membentang sepanjang 25 Km di selatan Jakarta.
Menurut data dari website Cipaku Darmaraja, Sesar ini diprediksi akan menjebol bendungan Jatigede yang dampaknya akan sangat berbahaya bagi daerah Kadipaten, Cirebon, Majalengka, dan Indramayu. Bahkan, mitos menyebutkan dibawah bendungan Jatigede ada sosok raksasa yang disebut Keuyeup Bodas.