INISUMEDANG.COM – Kisah ini diceritakan ki Qabul pria pengelana yang kerap singgah di beberapa wilayah di Kabupaten Sumedang.
Ia menceritakan kisahnya, yang pernah bertemu dengan perempuan paruh baya yang berasal dari Kabupaten Ciamis yang menanyakan alamat Kakek Merah kepada dirinya.
Ia mengaku sempat kaget dan tertegun sejenak atas pertanyaan wanita yang baru dikenalnya tersebut. Sebelum ia menjawab pertanyaan dari wanita, Ki Qobul mengaku memberanikan diri untuk bertanya, “ada apa mau ke kakek merah,” tanya Ki Qobul kepada wanita paruh baya tersebut.
Lalu wanita itu, menceritakan kisah pertemuannya dengan kakek Merah di Taiwan ketika dia menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) dan di bantu kepulangannya ke Indonesia.
Mendengar cerita dari perempuan tersebut. Ki Qobul terdiam sejenak lalu ia menyanggupi bahkan mengantarkan perempuan tersebut ke alamat Kakek Buyut Merah.
Sesampainya ke alamat yang di tuju yakni di komplek pemakaman Eang Buyut merah di Situraja. Lalu ki Qobul baru menceritakan kepada perempuan tesebut. Bahwa eang buyut Merah telah wafat ratusan tahun silam dan ini adalah rumah atau makam kakek Buyut Merah.
Mendengar penjelasan dari ki Qobul, wanita tersebut sontak kaget seakan tidak percaya sejurus kemudian wanita tersebut menangis sejadi jadinya diatas makam Buyut merah.
Arwah Eang Buyut Merah jadi Sosok Penolong TKW
Wanita tersebut meyakini bahwa yang menolong nya dari permasalahan di negeri orang tersebut adalah sosok gaib atau arwah dari eang buyut Situraja.
Dari cerita tersebut ki Qobul semakin meyakini bahwa ruh bisa datang kepada ruh orang yang masih hidup.
Mengapa ruh bisa datang kepada ruh orang yang hidup? karena dalam sebuah keterangan memang ada yang menyebutkan bahwa ruh bisa melakukan ini
“Saya pernah membaca sebuah keterangan yang menjelaskan bahwa Malik berkata. “Telah sampai kepada kami bahwa arwah bisa keluar kemanapun ia menginginkan.” (Lihat Ar-Ruh: 92),” tutur ki Qoqul
Terakhir, ia meminta sama-sama membaca surat Alffatihah utuk kaum muslimin muslimat khususnya untuk Eang Buyut Situraja.
“Mari kita sama-sama membaca surat Al fatihah, ” tandasnya.
Sementara menurut Abah Udin warga setempat mengatakan, dulu makam atau situs tersebut sempat mau dipindahkan karena mau dibangun pasar Situraja.
Namun ketika panitia pembangunan pasar situraja mau memindahkan, makam atau situs buyut merah. Sambung Udin, terjadi hal yang aneh yakni mendadak angin berhembus kencang disiang bolong. Maka kesepakatan bersama eang buyut merah urung dipindahkan ke makam Umum.
“Dulu sekitar tahun 1993-1994 ketika mau dibangun pasar Situraja sebagian makam dipindahkan ke pemakaman umum Sirnarasa yang berada di Dusun Situnagara Situraja. Karena terjadi hal yang aneh, maka hingga saat ini. Makam atau situs Buyut merah masih berdiri kokoh di komplek pasar Situraja Desa Situraja Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang.” tuturnya