BANDUNG – Politisi PKS Netty Prasetiyani khawatir bila imbas kenaikan harga BBM berpotensi memicu munculnya gelombang PHK besar-besaran di sektor perindustrian.
Menurut Anggota Komisi IX DPR RI itu, kenaikan harga BBM akan mendongkrak beban operasional unit usaha di Indonesia sebab BBM kebutuhan dasar dunia industri.
“Jika harganya naik maka beban operasional perusahaan juga naik. Otomatis produk yang dihasilkan harganya tambah mahal. Padahal daya beli kini sedang melemah,” kata Netty.
Istri mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan itu menilai dampak kenaikan BBM ini tidak hanya menyasar perusahaan besar, tapi juga para pelaku UMKM di negeri ini.
“Jika biaya operasional tinggi, sementara serapan pasar rendah, maka jalan pintasnya ialah PHK (pegawai) untuk mengurangi beban perusahaan,” ungkap Politisi PKS itu.
“Sekarang banyak pelaku UMKM yang menghadapi dilema. Mau menaikkan harga, nanti pembeli lari. Mau tetap di harga yang sama tak menutup pengeluaran,” kata Netty.
Selain PHK, Netty juga menyoroti aspek kesejahteraan pekerja menghadapi kenaikan harga BBM. Ketika barang di pasaran naik, tapi tidak diikuti dengan kenaikan upah.
“Biaya rumah tangga termasuk untuk belanja asupan keluarga mesti terganggu. Apalagi penghitungan UMK 2023 menggunakan formula PP Nomor 36 Tahun 2022,” ujarnya.
“Makanya, pemerintah perlu memikirkan skema penanganan imbas kenaikan BBM dengan sungguh-sungguh, jangan hanya meminta rakyat bersabar,” sambung Netty.