Harga Kedelai Mahal, Anggota DPD RI Sarankan Ganti dengan Kacang Koro

INISUMEDANG.COM – Mahalnya harga kacang kedelai impor dan langkanya stok kedelai di Indonesia, hingga menyebabkan pengusaha tahu tempe mogok jualan. Mendapat tanggapan dari anggota DPD RI dapil Jabar Eni Sumarni.

Menurut Bunda Eni, langka dan mahalnya kedelai adalah masalah lama yang terulang kembali. Artinya terlihat kurang kerja kerasnya pemerintah untuk mengantisipasi agar masalah ini tidak terulang kembali.

Untuk itu, Eni pun menyarankan agar pemerintah mengganti kacang kedelai dengan Kacang Koro. Sebab menurut Eni pertumbuhannya lebih lebat dan perawatannya mudah. Bahkan, di kampung halamannya di Situraja, Eni menanam kacang koro seluas 10 tumbak

Ini Baca Juga :  Pengemudi Ojek Online di Jatinangor Sumedang Mulai Kebanjiran Order Muatan dan Goofood

“Tapi Bunda Ki optimis karena apa Bunda yang eksis di bidang pertanian terus mengikuti dan mendorong masyarakat Sumedang yang benar-benar terkenal dengan tahunya tentu kebutuhan tentang kacang kedelai sangat luar biasa. Kebetulan ada teman dari Jakarta yang ingin membudidayakan kacang pengganti kacang kedelai. Kemarin mungkin orang Sumedang tahu menteri sampai turun nah mudah-mudahan aja UMKM kita berjalan. Karena kita adalah teman daripada komunitas petani kacang koro sudah terorganisir dalam satu kabupaten ini,” ujarnya.

Menurut Eni, secara internal, pihaknya juga sudah melakukan pertemuan-pertemuan dengan Kuningan, Subang dan dari kabupaten Bandung untuk mempercepat merealisasikan menyebar luasnya petani kacang koro di Jawa Barat umumnya dan di kabupaten Sumedang khususnya. Tujuannya untuk mencari solusi daripada keterpurukan ini agar tidak terulang dikemudian hari.

Ini Baca Juga :  Jelang Idul Adha, Harga Cabe Masih Pedas di Pasar Parakanmuncang Sumedang

“Kacang Koro adalah solusi untuk kita untuk kemandirian pengganti daripada kacang kedelai. Meskipun secara tersktur kacang koro lebih besar dari kedelai tapi kan sekarang udah ada mesin penghalus satu sampai dua tahap bisa seperti kacang kedelai,” ujarnya.

Bunda Eni pun telah merangkul beberapa komunitas pemuda petani milenial dan petani organik untuk menghasilkan generasi muda yang mampu bersaing dengan perkembangan zaman. Bagaimana mereka dilatih memuliakan tanah memuliakan tanaman dan kita secara tidak langsung untuk menciptakan generasi itu.