Dorong Produktivitas Pertanian, Ini Hasil Riset Telkom University

Program Beasiswa Tahun 2023
Telkom University

BANDUNG – Sebagai bentuk kontribusi Telkom University dalam mendorong produktivitas di sektor pertanian, maka riset dan inovasi juga dilakukan untuk mendukung sektor strategis ini.

Telkom University berhasil mengembangkan metode pemetaan kandungan air tanah pada lahan pertanian atau perkebunan berbasis sistem radar. Secara lebih spesifik, teknologi yang dikembangkan tersebut digunakan untuk mendukung pemupukan presisi di perkebunan teh.

Riset tersebut dikembangkan oleh Dr. Aloysius Adya Pramudita, yang merupakan Peneliti Telkom University dari Fakultas Teknik Elektro (FTE).

Melalui riset tersebut, Adya bersama tim berupaya mendukung peningkatan produktivitas dan efisiensi pada industri pertanian dan perkebunan. Dengan menerapkan konsep Precision Agriculture pada pengelolaan kegiatan pemupukan. 

Ini Baca Juga :  Cegah Stunting, PDIP Jabar Gelar Inovasi Layanan Kesehatan Rakyat

Ketepatan dalam pemupukan dapat meningkatkan efisiensi. Konsep tersebut dilakukan dengan melipatgandakan kemampuan mengolah informasi, informasi penting yang kami Kelola merupakan informasi kandungan air tanah.

Pemanfaatan Informasi Kandungan Air Tanah

Informasi kandungan air pada tanah dimanfaatkan untuk menentukan dan pengaturan waktu pemupukan serta memperkirakan kebutuhan pupuk. Sehingga pemupukan dapat efektif dan efisien,” ucapnya.

Adya menjelaskan, alat ini dapat memberikan solusi terhadap permasalahan ketidakakuratan data-data lahan sebagai referensi proses pemupukan.

Sebelumnya pelaku perkebunan atau petani berpatokan pada kondisi cuaca dan data curah hujan untuk memperkirakan kandungan air tanah.

Ini Baca Juga :  Permudah Wisatawan, 37 Objek Wisata di Sumedang Akan Terapkan Inovasi Scan Barcode

Hal tersebut bisa dibilang kurang akurat apabila dilakukan pada lahan perkebunan yang sangat luas.

“Akibatnya apabila proses pemupukan tidak dilakukan dengan dasar yang tepat, bisa tidak tepat waktu dan tepat jumlah. Pada kasus perkebunan teh misalnya, pemupukan memiliki porsi 40-60% biaya produksi,” tutur Adya.

Proses penelitian yang telah dilakukan sejak 2015, yang dimulai dengan penelitian dasar dan telah mengalami pengembangan dan terakselerasi sejak 2021.

Selain itu dengan dukungan sumber pendanaan dari LPDP (Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan). Pengembangan fitur-fitur baru dari teknologi ini masih terus berjalan hingga 2024.

Ini Baca Juga :  Gelar Panen Raya, Pemkab Bandung Optimis Sektor Pertanian Terus Berkembang

“Pada tahun ini (2023) sesuai dengan peta jalan penelitian, kami akan lakukan hilirisasi hasil penelitian yang telah dicapai dan melakukan penelitian pengembangan untuk menghasilkan fitur-fitur baru dari teknologi ini,” kata Adya.

Sehingga tidak hanya sebagai sistem pengambilan keputusan untuk pemupukan presisi namun juga dapat menghimpun jenis-jenis data lahan yang lain dengan memanfaatkan Sistem GPR (Ground Penetrating Radar).