Cerita Pria Paruh Baya di Sumedang yang Harus Berjuang Melawan TBC-RO dan Menghidupi 8 Anaknya

Penderita TBC-RO
J salah seorang penderita TBC-RO di Kabupaten Sumedang.

INISUMEDANG.COM – J seorang pria berusia 48 tahun asal Kecamatan Sumedang Selatan penderita Tuberkulosis Resisten Obat (TBC-RO) ini harus tetap bekerja untuk menghidupi ke 8 anaknya.

Ditemui di kediamannya Sabtu 22 Oktober 2022, J mengaku meski tidak maksimal dengan kondisi kesehatannya yang mengidap TBC-RO. Namun ia harus terus bekerja di sebuah bengkel mobil.

“Namanya orang kurang normal dalam kesehatan, kerjapun seadanya saja ga di porsir karena ga kuat kalau mesti kerja full mah. Ini juga saya kerja diteman saya masih untung dikasih kerjaan juga,” ujarnya.

J menuturkan, awal mula dirinya terjangkit TBC-RO yaitu berawal ketika sedang menuju ke Jepara untuk mengantarkan mobil. Sepulang dari Jepara, ia merasa kurang enak badan dan langsung mengantar adiknya ke rumah sakit.

“Waktu itu saya pergi ke Jepara untuk mengantarkan mobil Sepulangnya dari Jepara dalam kondisi kurang enak badan saya mengantar adik saya ke rumah sakit. Nah setelah itu, saya sakit parah, awal mulanya saya divonisnya sakit typus, tapi lama kelamaan saya batuk cukup parah. Dokter saat itu mengambil sampel dahak saya untuk dicek di Lab, dan saat itulah saya divonis terkena penyakit ini,” tuturnya.

Ini Baca Juga :  Disiplin Prokes, Polsek Tomo dan Jatinangor Gelar Operasi Yustisi

J mengaku, bila dirinya kini hanya tinggal di sebuah kontrakan sendirian karena rumah tangganya kandas karena istrinya meminta bercerai.

Bahkan, mantan istrinya tersebut kini telah memiliki keluarga baru. Sedangkan ke 8 anaknya kini tinggal di rumah mantan mertuanya.

Namun demikian, J mengatakan, bila keluarga mantan istrinya masih respek dan mau menolong dirinya.

“Allhamdulilah pa, keluarga mantan istri saya terkhususnya mertua saya masih mau merawat saya. Mereka perhatian sama saya. Obat-obatan juga mereka yang siapin. Dan saya sangat bersyukur masih pada sayang sama saya,” tuturnya.

Ini Baca Juga :  Daripada Ambil Resiko, Lebih Baik Masyarakat Tak Konsumsi Obat Sirup Anak

Suport Penderita TBC-RO

Meski dirinya menderita TBC-RO, kata J, tapi dirinya merasa hidup normal sebagai mana mestinya. Hal ini karena, tetangga dan kerabat yang telah mengetahuinya terus memberikan suport juga secara moril untuk kesembuhannya.

“Allhamdulilah sih pa untuk sosial dan keluarga selalu memberikan semangat, dan saya pun selalu jaga jarak dengan mereka. Jikalau ngobrol atau interaksi juga saya selalu pakai masker. Karena saya juga sayang sama mereka, begitu juga mereka sudah sayang kepada saya. Disisi lain saya juga harus menjaga diri saya supaya tidak menularkan ini kepada mereka dan masyarakat pa,” ungkapnya.

Disinggung terkait bantuan atau pelayanan dari pemerintah, J mengungkapkan bahwa dirinya cukup terbantu dan prosedurpun tidak begitu rumit, ditambah dengan adanya pak Heru (pendamping TB dari Puskesmas) yang selalu memberikan suport dan juga mendampingi.

Ini Baca Juga :  Cegah Corona, Pemkab Sumedang Lakukan Penyemprotan Disinfektan Serentak

Kendati demikian, J juga sangat mengharapkan bantuan secara khusus dari pemerintah untuk keberlangsungan hidupnya. J mengaku sangat kerepotan untuk bekerja dengan kondisinya saat ini masih masih berjuang penyembuhan dan juga bekerja untuk anak-anak.

“Saya harap ada dukungan secara materil juga pa dari pemerintah. Apalagi penderita seperti saya, saya sekarang hidup sendiri dikontrakan dan juga harus tetap bekerja. Kadang saya juga merasa gelisah dan tidak semangat, yang membuat saya semangat ya keluarga dan anak-anak tapi tetap kan pa sehari-hari mah musti jalan buat anak sekolah sama jajannya,” ucapnya.

“Nah hal itu yang kadang membuat pikiran saya selalu gelisah. Untungnya ada anak saya yang sudah berkeluarga turut membantu adik-adiknya. Jadi membuat saya tertolong untuk memenuhi ke 8 anak saya,” ujarnya menambahkan.