INISUMEDANG.COM – Ustadz Dede Sukmana pengurus Nahdlatul Ulama Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang. Dalam ceramahnya menjelaskan tentang Tiga perkara yang dapat menghilangkan kedengkian.
Ia mengatakan, bahwa ada beberapa cara menghilangkan kedengkian diantarnya yakni ikhlas dalam beramal hanya semata mata karena Allah SWT.
Dalam Hadist dijelaskan
عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((ثلاث لا يــــل عليهن قلب مسلم: إخلاص العمل لله، ومناصحة ولاة الأمور، ولزوم جماعة
المسلمين، فإن دعوتهم تحيط من ورائهم)) [رواه مسلم]
Dari Anas bin Malik, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda: “Tiga perkara yang hati seorang muslim tidak akan mendengki: Ikhlas dalam beramal hanya untuk Allah, menasihati para pemimpin, dan menetapi jamaah kaum muslimin. Sesungguhnya doa mereka meliputi siapa pun di belakang mereka.” (HR. Muslim)
Syaikh Syamsuddin Ibnul Qayyim berkata: “Maksudnya, tidak tersisa dalam hati seorang muslim rasa dengki sedikitpun, dan tidak pula hatinya membawa kedengkian selama ia bersama dengan tiga sifat tersebut. Justru tiga sifat inilah yang menghilangkan dan mengusir kedengkian dari dalam hatinya.” tuturnya Sabtu 12 Maret 2022.
Hati Jadi Pendeki Karena Terdapat Kesyirikan dan Sifat Pendusta
Ia mengatakan, yang menyebabkan hati menjadi pendengki dengan kedengkian yang besar, yaitu jika di dalamnya terdapat kesyirikan. Demikian pula jika di dalamnya terdapat sifat pendusta.
“Menjadi pendengki pula jika seseorang keluar dari jamaah kaum muslimin, melalui perbuatan bid’ah atau kesesatan. Maka, ketiga perbuatan buruk tersebut. (syirik, pendusta, keluarnya dari jama’ah kaum muslimin) yang memenuhi hati seseorang dengan kedengkian dan iri hati. Satu-satunya obat untuk kedengkian dan penghilang keraknya adalah dengan memurnikan ke ikhlasan dan ketulusan, serta senantiasa mengikuti sunnah Nabi.” Imbuhnya
Ia mengatakan, siapapun yang mengikhlaskan seluruh amal perbuatannya untuk Allah SWT. Tulus dalam setiap perkaranya kepada para hamba Allah SWT , menetapi jamaah kaum muslimin dengan baik dan tidak dengan menyelisihi, sementara hatinya juga jernih dan bersih maka ia adalah wali bagi Allah .
“Tetapi siapa saja yang bersifat kebalikan dari hal ini, niscaya hatinya penuh dengan segala keburukan dan penyakit. Allahu a’lam.” tandasnya.