INISUMEDANG.COM – Tokoh Masyarakat asal Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang berharap kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada 17 Agustus merupakan momen yang tepat untuk kembali menggalang kerukunan antar, suku, agama dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika.
“Tentu kita ingat tentang keragaman negara Republik Indonesia kita. Yang terdiri dari berbagi suku dan agama maka harus senantiasa dipertahankan oleh semangat persatuan dan kesatuan,” kata Bah Asep (76) di Kediamannya, Ahad 14 Agustus 2022.
Lebih jauh ia mengatakan, persatuan dan kesatuan sudah ada sejak pada zaman Nabi SAW meski berbeda suku dan keyakinan.
“Pada masa Rasulullah SAW di Kota Madinah juga bermukim penduduk beragam suku bangsa dan agama. Suku Aus dan Khazraj memeluk agama Islam. Suku Quraizah, Nadir dan Qainuga beragama Yahudi, di kota ini juga terdapat kaum musyrik,” tuturnya.
Meski keragaman dan perbedaan dapat menimbulkan perselisihan. Namun sudah menjadi tugas bersama untuk mendamaikannya.
Menggalang Kerukunan Untuk Hindari Perbedaan dan Perselisihan
“Perbedaan dan perselisihan dengan orang lain pasti ada. Namun kita harus berupaya bagaimana cara agar dapat rukun dan bersatu kembali. Seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW, merasa perlu menciptakan kerukunan antar penduduk Madinah yang beragam. Rasulullah SAW melakukan perjanjian antara Kaum Muslim (Muhajirin dan Ansar) dengan Yahudi sebagai penduduk Madinah. Isi perjanjian ini kemudian dikenal dengan Piagam Madinah,” ujarnya.
Ia mengatakan, perbedaan agama tidak menjadi penghalang bagi Nabi SAW untuk hidup berdampingan dan mempunyai hak dan kewajiban yang sama memperoleh keadilan.
“Piagam Madinah berisi tentang pengakuan sebagai umat, baik sesama muslim maupun berbeda agama, yang memiliki tujuan sama Penduduk Madinah yang beragam memiliki hak dan kewajiban yang sama Penganiayaan harus dihindari, bahkan dihilangkan. Hukum harus ditegakkan tanpa membedakan suku dan agama,” ungkapnya.
Di Indonesia semuanya pemeluk Agama, Suku berkewajiban untuk menjaga kondusifitas supaya tetap aman dan damai. Sehingga hari kemerdekaan menjadi momen yang tepat untuk menggalang kerukunan tersebut.
“Negara kita adalah negara yang beragam suku, bahasa, dan agama Walaupun berbeda-beda, kita tetap memiliki tujuan yang sama, yaitu Indonesia yang aman dan damai, Kita wajib menjaga negara kita agar tetap aman dan hidup berdampingan dengan damai”
“Indonesia memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Artinya walaupun berbeda-beda, tetapi tetap satu juga Negara kita juga memiliki Pancasila sebagai dasar negara. Sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa menunjukkan bahwa bangsa kita merupakan bangsa yang berketuhanan, walaupun terdiri atas beragam agama,” tandasnya.