INISUMEDANG.COM – Festival Lomba Seni Siswa Nasional atau disingkat FLS2N Tingkat SMA tahun 2022 tengah berlangsung meskipun masih dalam situasi pandemi. Pusat Prestasi Nasional Kemendikbud Ristekdikti yang ditunjuk sebagai panitia FLS2N memang tidak mau gegabah dengan situasi pandemi yang masih ada.
Sehingga, pelaksanaannya pun digelar Daring (dalam jaringan) serta menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Menurut panitia pusat prestasi nasional, ada 5 bidang lomba untuk jenis sastra dan 5 bidang dari seni budaya. Salah satu cabang lomba FLS2N adalah lomba baca puisi. Nah panitia memberikan tugas membacakan puisi wajib dan puisi pilihan karya sastrawan dan budayawan Indonesia.
Salah satu karya puisi yang dilombakan dalam puisi wajib adalah Sagu Ambon Karya WS Rendra. Apa bocoran makna puisi Sagu Ambon karya WS Rendra yang dilombakan itu, Yuk Simak ulasannya.
Ombak beralun, o, mamae.
Pohon-pohon pala di bukit sakit
Burung-burung nuri menjerit.
daripada membakar masjid daripada membakar gereja
lebih baik kita bakar sagu saja.
Pohon-pohon kelapa berdansa.
Gitar dan tifa.
Dan suaraku yang merdu.
O, ikan,
O, taman karang yang bercahaya.
O, saudara-saudaraku,
lihat, mama kita berjongkok di depan kota yang terbakar.
Puisi ini mengisahkan sagu. Penyair menyajikan sebuah fenomena saat Ambon ada peristiwa tragis. Personifikasi yang anggun, ia tampilkan untuk memberikan gambaran pada rakyat Ambon agar bertindak bijak. Sagu, menjadi sebuah taruhan. Sagu secara estetis telah menjadi sebuah pilihan. Gastrokkritik sastra, bisa untuk membahas seberapa jauh sagu sebagai makanan mampu mengungkap hal-hal lain. Wellek dan Warren (1989:46) kata kunci kritik itu penilaian. Karya sastra tak akan bisa dinilai tanpa melibatkan kritik sastra.
Itulah sebabnya gastrokritik sastra, untuk membahas sagu sebagai makanan, perlu memanfaatkan kritik sastra. Sagu merupakan makanan pokok bagi warga Indonesia yang tinggal di sebagian besar wilayah Indonesia Timur. Mulai dari Maluku, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.
Kebanyakan mereka mengenal sagu dalam struktur menu makanan utama penduduk aslinya. Sagu sendiri sebenarnya berasal dari tepung yang didapat dari batang pohon sagu (Metroxylon sagu Rottb) yang bentuknya menyerupai pohon palma. Umumnya pohon sagu tumbuh di tepian sungai atau wilayah dengan kadar air yang cukup tinggi seperti rawa. Pohon sagu sendiri dapat tumbuh hingga mencapai 30 meter dan dari satu pohon para petani sagu dapat menghasilkan 150 sampai 300 kilogram bahan baku tepung sagu.
Itulah makna puisi Sagu Ambon