Warga Sumedang Digegerkan Temuan Ular Cincin Emas Sepanjang 2 Meter di Atas Pohon

Warga di Sumedang digegerkan penemuan ular Cincin emas sepanjang 2 meter.

INISUMEDANG.COM – Warga lingkungan Panday, Kelurahan Regol Wetan, Kecamatan Sumedang Selatan digegerkan adanya temuan ular jenis cincin emas sepanjang 2 meter yang berada di atas sebuah pohon yang hendak ditebang, Rabu 21 September 2022.

Siti Komala warga setempat mengatakan, ular berjenis Cincin emas ini pertama kali ditemukan ketika akan menebang sebuah pohon di belakang rumahnya.

“Ular itu terlihat sedang batang pohon, saat warga akan menebang pohon,” tuturnya kepada sejumlah wartawan.

Setelah mengetahui ada ular, lanjut Siti, warga langsung menghentikan aktivitasnya. Dan selanjutnya menghubungi komunitas pecinta hewan reptil.

Ini Baca Juga :  Meski Tak Seramai Tahun Lalu, Kegiatan 17 Agustusan di Jatiroke Meriah

“Alhamdulillah, salah seorang dari pecinta reptil itu, naik ke pohon dan menangkap ular itu,” ujarnya.

Adapun temuan ular jenis cincin emas sendiri, lanjut Siti, sudah terjadi untuk yang ketiga kalinya ditemukan di tempat yang sama.

“Sudah tiga kalinya, kami menemukan ular dengan jenis yang sama dan di lokasi yang sama pula,” tandasnya.

Sementara itu, anggota dari komunitas pecinta reptil Bangke Laut Sumedang, Andri Reginaldi mengatakan, ular yang berhasil dievakuasinya merupakan jenis ular cincin emas atau nama latinnya boiga dendrophila, dan keluarga boiga ini banyak jenisnya.

Ini Baca Juga :  Musim Kemarau Insiden Kebakaran Meningkat, Semalam Terjadi 2 Kali Kejadian di Sumedang

“Ular cincin emas ini, termasuk dalam jenis ular berbisa dengan level bisa menengah atau tidak mematikan seperti king cobra. Akan tetapi ular ini lebih agresif dari king cobra. Jadi bila ada orang yang digigit biasanya hanya merasakan panas dan menggigil dan akan terasa 3 menit setelah gigitan. Berbeda dengan King Kobra,” tuturnya.

Adapun ular yang berhasil ditangkap ini, tambah Andri, akan dievakuasi dan dilakukan perawatan sebelum dilepas liarkan kembali ke habitatnya.

“Ada luka dan kutu di area kepalanya ini. Sehingga akan dilakukan perawatan, dan setelah akan dilepas liarkan lagi ke habitatnya,” ujarnya menandaskan.