Berita  

Utama dan INTI International University Malaysia Gelar Riset Internasional di Cileles

SUMEDANG, 15 April 2025 – Universitas Widyatama (Utama), Bandung dan INTI International University Malaysia mengumumkan kolaborasi riset melalui program Matching Grant. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan potensi lokal melalui pengembangan e-tourism dan teknologi hijau dalam konservasi kolam pemancingan.

Rektor Universitas Widyatama, Prof. Dr. H. Dadang Suganda, M.Hum. mengatakan proyek riset ini akan berfokus pada Kolam Pemancingan Putera Jaya yang berlokasi di Desa Cileles, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Kolaborasi ini diharapkan dapat memberikan solusi inovatif untuk meningkatkan daya tarik wisata di kawasan tersebut sekaligus menjaga kelestarian lingkungan kolam pemancingan.

“Judul proyek riset yang diusung adalah “Enhancing Local Through E-Tourism and Green Technology in Fishing Pond Conservation”. Melalui proyek ini, para peneliti dari kedua universitas akan bekerja sama dalam mengembangkan platform e-tourism yang dapat mempromosikan potensi Kolam Pemancingan Putera Jaya secara lebih luas,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Rektor, riset ini juga akan mengkaji penerapan teknologi hijau yang ramah lingkungan untuk mendukung konservasi ekosistem kolam pemancingan.
Inisiatif Matching Grant ini menunjukkan komitmen kedua institusi pendidikan tinggi dalam mendorong kolaborasi riset internasional yang memiliki dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.

Ini Baca Juga :  Tandatangani NPHD, Pemkab Sumedang Kucurkan Dana Rp52 Miliar untuk Pilkada 2024

“Diharapkan, hasil dari penelitian ini dapat menjadi model bagi pengembangan potensi lokal berbasis pariwisata berkelanjutan di wilayah lainnya.

Rektor mengungkapkan bahwa inisiatif ini mencakup dua proyek utama. Pertama, pengembangan aplikasi budidaya ikan lele yang mampu mendeteksi berbagai jenis lele. UTAMA sendiri telah menyiapkan bibit ikan lele sebagai bagian dari riset ini. Aplikasi ini diharapkan dapat menjadi solusi cerdas bagi para peternak lele dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi.

Proyek kedua adalah pengembangan solar cell untuk mendeteksi kualitas air. Teknologi ini dirancang khusus untuk mengukur tingkat pH air di Desa Cileles, sehingga dapat ditentukan kelayakannya untuk berbagai keperluan, termasuk air minum. Prof. Dadang menekankan bahwa riset ini tidak hanya berorientasi pada publikasi ilmiah, tetapi juga pada pengabdian masyarakat yang melibatkan ketiga institusi.

“Kerja sama ini adalah bentuk komitmen kami dari perguruan tinggi untuk mentransfer pengetahuan kepada masyarakat, khususnya di Desa Cileles yang dikelola oleh desa. Kami dari UTAMA mengeluarkan dana, dan INTI International University berkontribusi dengan memberikan model riset,” jelas Prof. Dadang.

Ini Baca Juga :  Resmi Dilantik, Catat Nih Anggota PPS di Sumedang Dilarang Lakukan Ini

Prof Dadang berharap proyek ini dapat menjadi percontohan untuk Kabupaten Sumedang dan bahkan Indonesia.
Lebih lanjut, Prof. Dadang menyampaikan visi UTAMA untuk mengembangkan teknologi ini tidak hanya untuk kebutuhan internal, tetapi juga untuk skala regional dan global, termasuk potensi ekspor. Aplikasi budidaya ikan lele juga ditargetkan dapat digunakan di seluruh Indonesia.

Selain itu, wilayah Cileles memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi objek wisata edukasi dan wisata alam, yang diharapkan dapat memberdayakan UMKM dan meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.

Senada dengan hal tersebut, Dosen dari INTI International University, Desinta Aroppa Dewi, menyatakan kegembiraannya atas kolaborasi yang terjalin.

“Kami dari INTI International University memiliki program-program penelitian, dan kerja sama dengan Universitas Widyatama ini mendapatkan respons yang luar biasa. Saya sendiri sudah tiga kali datang ke sini, dan kami sangat mendukung semua kegiatan penelitian dengan UTAMA,” ujarnya.

Ini Baca Juga :  World Cleanup Day, DLH Ajak Warga Jabar Gelar Aksi Bebersih Lingkungan

Desinta menambahkan bahwa penelitian yang direncanakan selama satu tahun ini akan dipercepat dengan sumber daya yang optimal. Hasil dari riset ini diharapkan dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat Desa Cileles.

“Intinya, kami sangat mendukung kolaborasi riset antara Malaysia dan Indonesia ini, dan tidak hanya berhenti di sini. Kami juga akan menjadi mentor untuk publikasi jurnal internasional dan berpartisipasi dalam lomba-lomba internasional dengan membawa nama UTAMA, INTI, dan Desa Cileles,” imbuhnya.

Kades Cileles, Duduy Abdul Khalik mengapresiasi langkah dua universitas ternama di Indonesia dan Malaysia dalam melaksanakan riset di Desa Cileles ini. Berharap, riset ini tak hanya membawa dampak positif bagi desa Cileles namun menjadi pilot proyek bagi Kab Sumedang.

“Kita kan sudah punya kolam lele yang dikelola Bumdes. Nah, kebetulan lahanya milik pa Rektor Utama dan mereka siap membantu riset dari mulai pemanfaatan teknologi AI, sampai digital marketingnya. Mudah-mudahan kolaborasi 3 instansi ini berkelanjutan dan membawa harum nama Sumedang,” tandasnya.