INISUMEDANG.COM – Hari Raya Idul Fitri merupakan salah satu hari yang dinantikan umat muslim setelah satu bulan penuh menjalani ibadah puasa Ramadan.
Idul Fitri atau hari kemenangan umat muslim setelah berjuang selama sebulan penuh menjalani puasa dan menahan hawa nafsu.
Namun siapa sangka, ternyata ada peristiwa kelam yang menimbulkan pertumpah4n dar4h saat Idul Fitri di Sumedang.
Peristiwa kelam itu terjadi di Mesjid Agung Tegalkalong, yang terletak di lingkungan Kelurahan Talun, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang.
Berdasarkan catatan sejarah yang dirangkum IniSumedang.Com dari berbagai sumber, Masjid Besar Tegalkalong ternyata merupakan masjid pertama yang dibangun di Sumedang.
Mesjid Tegalkalong pertama dan tertua sempat direnovasi berbarengan dengan pembangunan Mesjid Agung Sumedang pada tahun 1850 di bawah kepemimpinan Pangeran Soegih.
Saksi Bisu Tragedi Berdar4h di saat Menunaikan Salat Idul Fitri
Mesjid Tegalkalong ini menjadi saksi bisu terjadinya tragedi berdar4h di saat umat islam Sumedang menunaikan Salat Idul Fitri. Sehingga, mesjid ini salah satu saksi sejarah perkembangan Kerajaan Sumedang Larang sekitar tahun 1600-an. Ketika pusat pemerintahan kerajaan Sumedang Larang dipindahkan dari Dayeuh Luhur ke Tegalkalong sebagai Ibu Kota Kerajaan.
Kala itu, Rd. Aria Soeriadiwangsa (Rangga Gempol) resmi menggantikan Ayah handanya Prabu Geusan Ulun (Rd. Angka Wijaya) untuk memerintah Kerajaan Sumedang Larang. Maka dibangunanlah masjid yang berbentuk bangunan permanen segi empat berukuran 22 x 8 m pada tahun 1600-an.
Peristiwa sejarah di mesjid Tegalkalong ini yaitu ketika pada 16 Nopember tahun 1786 terjadi serangan tentara Kesultanan Banten. Yang dipimpin oleh Cilik Widara (Ngabehi Satjaparana) dan Tjakrajoeda (Gagak Pranala).
Serangan dilakukan Cilik Widara cs saat Bupati, Pangeran Panembahan dan para pejabat serta masyarakat sedang menjalankan shalat Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada hari Jumat 16 Nopember tahun 1786.
Akibat serangan tersebut, banyak jatuh korban di pihak Sumedang diantaranya Pangeran Tumenggung Tegal Kalong (Rd. Aria Kusumah) adik Pangeran Soeriadiwangsa (Rangga Gempol), Rd. Aria Sacapati, Rd. Mas Alom, Jagasatroe Santapoera, Rd, Dipa, NM Bajoen dan sebagainya.
Berdasar tragedi berdar4h itu, masyarakat Sumedang yang memegang teguh adat secara turun temurun tidak membolehkan siapapun yang menjadi Bupati Sumedang untuk melaksanakan Shalat Ied di Sumedang, jika hari raya Idul Fitri jatuh di hari Jumat.
Itulah sejarah ringkas tragedi berdar4h di Mesjid Agung Tegalkalong Kecamatan Sumedang Utara yang terjadi saat perayaan Idul Fitri.