Tradisi Bagi-bagi THR Lebaran Ternyata Akulturasi dari Angpao China, Ini Sejarahnya

INISUMEDANG.COM – Banyak cara yang dilakukan masyarakat Indonesia guna mengisi hari lebaran. Tak hanya makan ketupat dan bersalam salaman, ternyata di Indonesia juga ada tradisi bagi-bagi angpao atau Pemberian Tunjangan Hari Raya (THR).

Ternyata tradisi bagi-bagi THR ini sudah menjadi kebiasaan turun temurun yang terjadi saat Lebaran. Biasanya orang tua yang sudah bekerja memberikan angpau kepada anak-anak yang lebih muda.

Jika dalam tradisi Imlek, biasanya uang sedekah itu berada di dalam amplop merah atau hongbao dalam bahasa China.

Di dataran China, angpau ditemukan saat masa Dinasti Han yang di depan amplop terdapat kalimat ‘fu shan shou hai’ atau berarti ‘selamat berbahagia dan panjang usia’. Terkadang ada juga amplop merah bertuliskan ‘semoga sehat selalu’.

Ini Baca Juga :  Mati Ditelan Zaman, Bisnis Layangan Kini Tinggal Kenangan

Di bagian belakang amplop merah, biasanya ada lambang binatang keberuntungan. Misalnya saja harimau, kura-kura, monyet dan lain-lain.

Warna merah di amplop juga menjadi hal terpenting karena melambangkan kebaikan dan kesejahteraan. Artinya, bisa bernasib baik bagi si penerima angpau.

Sejarah Angpao di Hari Raya Idul Fitri

Bagaimana dengan sejarah angpao ketika Hari Raya Idul Fitri? Berikut IniSumedang merangkumnya dari berbagai literatur.

Pemberian uang kepada anak-anak saat Lebaran terpengaruh dari budaya Arab dan Tionghoa. Tapi jauh sebelum sekarang, tradisi salam tempel ini sebenarnya dipopulerkan oleh Khalifah Dinasti Fatimiyah di Afrika Utara saat abad pertengahan.

Ini Baca Juga :  Museum Kereta Api Ambarawa: Pesona Sejarah di Jantung Jawa Tengah

Saat itu, dalam sejarah diketahui ada tradisi membagikan uang, pakaian, atau pernak-pernik kepada anak-anak saat hari pertama Idul Fitri. Tradisi menguat saat era Kesultanan Utsmaniyah (Ottoman), salam tempel berubah menjadi bagi-bagi uang tunai.

Di Indonesia, budaya bagi-bagi THR kepada anak-anak ini terus terjadi dan berkelanjutan sampai sekarang. Pengaruh tradisi ini juga dibawa oleh imigran dari Asia ke Indonesia melalui jalur dagang dan agama.

Tapi dari literatur lainnya, juga disebutkan tradisi bagi-bagi uang THR saat Lebaran merupakan hal baru yang diadopsi dari China.

Ini Baca Juga :  Mengenal Gatot Mangkoepradja, Pahlawan Nasional Asal Sumedang Ini Berprofesi Wartawan

Saat hari raya tiba, salam tempel menjadi hal yang dinantikan. Anak-anak maupun saudara kerap menyambangi satu rumah ke rumah lainnya, dan berbagi THR kepada anggota keluarga yang lebih muda.

Sebetulnya, selain THR ternyata di Indonesia juga ada kebiasaan bertukar Rantang yang berisi makanan ke tetangga. Di Kampung kampung atau pedesaan tradisi ini masih dipakai meski mayoritas penduduk sudah menggantinya dengan kue atau parcel lebaran.