INISUMEDANG.COM – Dua tahun pasca banjir bandang di sungai Cihonje Desa Citengah dan Desa Cipancar Kecamatan Sumedang Selatan menggerus sejumlah rumah warga dan lahan persawahan, hingga kini, puing bangunan dan bronjong di sepanjang sungai masih berserakan.
Iyah Karmini (50) warga Dusun Sagara Manik RT 01 RW 07 Desa Cipancar salah satu korban banjir bandang sungai Cihonje, harus meradang, karena hingga kini bantuan yang diharapkan tak kunjung tiba.
“Ini kan tempat usaha keluarga, meski hanya warung kecil-kecilan. Bukan hanya ini, sawah yang berada di sepanjang aliran sungai Cihonje banyak yang rusak. Bahkan tanahnya tergerus air sungai,” kata Iyah kepada IniSumedang.Com Rabu 1 Februari 2023 di lokasi kejadian.
Iyah mengaku, warung kelontongan miliknya ini, setangah bangunannya habis tergerus air sungai Cihonje yang akhirnya tembok belakang roboh oleh kuatnya arus air. Selain itu, sejumlah dagangan berupa pupuk, padi dan isi warungnya ikut serta terbawa banjir bandang.
“Hampir tiap tahun sejak tahun 2021 – 2022 sungai Cihonje banjir bandang, semoga tahun 2023 ini dan selamanya tidak terjadi lagi hal yang mengerikan itu. Hanya satu permintaan warga pinggiran aliran sungai Cihonje yaitu ingin dibenahi dengan bronjong,” ujarnya.
Sawah warga yang lokasinya dipinggir sungai sudah mulai mengikis, bahkan di warung dan dibawah jembatan Sagara Manik pun bronjongnya sudah berserakan karena terbawa arus.
“Kami berharap ada bantuan dan perhatian dari Pemerintah Kabupaten Sumedang, agar kami tidak dihantui rasa takut dan trauma, keinginan warga membangun bronjong dan penataan sungai Cihonje di wilayah atau dititik yang rawan bencana. Kerugian saya puluhan juta, sekali lagi mohon kami diperhatikan,” Harap Iyah.