SMP Negeri di Bandung Bakal Ditambah, DPRD: Jangan Sampai Matikan Swasta dan Madrasah

SMP Negeri di Bandung
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bandung Wawan Riswandi

BANDUNG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung merencanakan akan menambah beberapa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri yang baru di wilayah Kabupaten Bandung.

Adanya perencanaan itu, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bandung Wawan Riswandi mengatakan. Sebelum SMP Negeri baru tersebut di bangun, sebaiknya dilakukan pengkajian dan pemetaan terlebih dulu.

“Harus ada pengkajian terlebih dulu, agar jangan sampai pendirian SMP Negeri baru itu, mematikan sekolah swasta atau madrasah yang ada selama ini”. Ungkap Wawan saat di konfirmasi wartawan.

Ini Baca Juga :  Rektor: Ekonomi Koperasi Setara dengan Sistem VOC Masa Penjajahan Belanda

Pada saat Komisi D DPRD Kabupaten Bandung menanyakan soal kajiannya, lanjut Wawan, Dinas Pendidikan tidak bisa menjawab. Sehingga dewan perlu tahu apa alasan harus menyetujui pendirian SMPN baru.

“Kajian dan pemetaan itu diperlukan, jangan sampai SMPN itu dibangun siswanya ternyata tidak ada,” ucap Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bandung dari Fraksi PKS itu.

Menurutnya, dari hasil kajian juga bisa dilihat, apabila lulusan SD di daerah itu bisa ditampung di sekolah swasta dan madrasah. Berarti daerah itu tidak perlu dibangun SMP Negeri baru.

Ini Baca Juga :  Temuan Jasad Laki-laki di Kebun Jeruk Gemparkan Warga Kertasari

“Memang di kita itu masih negeri minded, apalagi sekarang dengan adanya covid 19 dan naiknya harga BBM sekolah gratis dibutuhkan. Sehingga, sekolah swasta dan madrasah kelangsungannya juga tanggungjawab pemerintah,” tuturnya.

Apabila benar-benar tidak ada SMP baik negeri, swasta atau madrasah, lanjut Wawan. Maka pendirian SMP Negeri baru sebaiknya di wilayah yang benar- benar membutuhkan.

Sebenarnya, kata Wawan, untuk meningkatkan angka rata-rata lama sekolah (RLS) tidak cukup dengan mendirikan SMPN baru. Namun harus ada perubahan mindset masyarakat tentang pentingnya pendidikan.

Ini Baca Juga :  Cerita Ghifari Jauhar Yajri, Alumni SMA Al Ma'soem yang Diterima di ITB

“Saat ini, apalagi wilayah Pertanian, pendidikan itu cukup bisa baca, tulis dan berhitung (calistung), terutama untuk perempuan, pasalnya, pikiran mereka buat apa sekolah tinggi – tinggi nantinya ke dapur juga. Maka pola pikir itu harus dirubah,” tandasnya.