Sejumlah Pedagang Kuliner di Sumedang Tertipu Modus Pesanan dengan Bukti Transfer Hingga Puluhan Juta

Pengusaha Kuliner

INISUMEDANG.COM – Sejumlah Pedagang Kuliner dan pengusaha bisnis Catering di Kabupaten Sumedang tertipu oleh pesanan makanan dengan modus mengirim bukti transfer.

Tak tanggung-tanggung, para pedagang kuliner dan pengusaha catering tersebut, mengalami kerugian yang ditaksir hingga puluhan juta.

Aef (38) salah seorang korban penipuan modus pesanan mengatakan, jika dirinya menerima telepon yang tidak dikenal. Pada hari Senin kemarin 21 Maret 2022 yang mengaku sebagai pelanggan dari Grab Food yang meminta pesanannya di order.

“Awal mula kejadian itu, saya menerima telpon dari nomor yang tidak dikenal, yang mengaku sebagai pelanggan Grab Food. Katanya mau order soto, kata saya silahkan di WhatAppskan saja, ternyata pesanannya itu 30 porsi paket lengkap untuk dikirim besok hari Selasa ke sekolahan,” kata Aef yang berprofesi sebagai Pedagang Dapur Soto yang biasa mangkal di depan Gelora Ahmad Yani (Lapangan Sepak bola Ketib), kepada IniSumedang.Com Kamis 24 Maret 2022 di tempat mangkalnya.

Saat itu, lanjut Aef, orang yang order tersebut meminta untuk pengiriman ke alamat Yayasan BHS.

Waktu itu, sambung Aef, dirinya meminta untuk DP setengahnya dari harga yang sudah deal karena total belanjanya itu sekitar Rp810 ribu.

Ini Baca Juga :  Tim Ahli Waris Blok Kopeng, Adu Mulut Dengan Kepala Satker Tol Cisumdawu

“Ketika dimintai DP itu, si penipu malah meminta nomor rekening saya. Maka saya kirimkan nomor rekening atas nama warung Dapur Soto. Secara kebetulan nomor rekening warung itu belum memiliki sms banking atau i-banking. Jadi kalau ada transaksi itu tidak akan terlihat karena tidak ada notifikasi, dan harus di cek ke mesin ATM,” tutur Aef.

Penipu Dengan Modus Pesanan Memotokan Bukti Pembayaran DP

Si penipu itu, kata Aef, langsung transfer dan bukti transfer itu di potokan. Lalu dikirim via WhatApps dengan jumlah uangnya Rp.1.260.000 dengan nilai jumlah uang transfer itu, melebihi order yang seharusnya Rp810 ribu.

“Jadi transfernya kelebihan Rp450 ribu. Maka saya pertanyakan, bahwa uangnya lebih, padahal saya hanya minta DP saja. Kata si penipu,”Pa, saya sengaja transfer lebih, sekalian saya titip tolong top up kan dana yang Rp450 ribu ke Alfa Mart,” kata si penipu itu. Maka selepas Magrib hari Senin kemarin itu saya datang ke Alfa maka saya transfer kembali yang kelebihannya itu,” jelas Aef.

Ini Baca Juga :  5 Pemuda Jadi Korban Penyerangan di Gatsu, Alami Luka Bacok dan Luka Tusuk

Setelah Top Up dana melalui Alfamart, maka buktinya itu dipotokan lalu dikirim via WhatApps kembali ke si Penipu, sebagai bukti sudah ditransfer kembali.

Aef mengaku, saat itu dirinya belum mengecek ke ATM. Karena untuk ke ATM itu lumayan jauh jaraknya dari rumah.

“Setelah sampai rumah, si penipu itu malah order kembali 10 porsi lagi, dan langsung transfer kembali sebesar Rp.750 ribu. Satu porsi Soto saya itu harganya Rp.25 ribu. Otomatis ada kelebihan lagi sebesar Rp.500 ribu. Si penipu bilang lagi,”Pa, mohon maaf top up kan lagi kelebihan bayarnya, di saya lagi ada gangguan,” kata si penipu. Karena melalui Alfamart lagi ada gangguan, maka pengembalian yang kedua dikirim melalui rekening si penipu,” ujarnya.

Penipu Meminta Tambahan Order

Akhirnya, kata Aef, besoknya dirinya belanja untuk mempersiapkan order yang 40 porsi tersebut. Ternyata, pada hari itu, Si penipu malah minta tambahan order sebanyak 34 porsi, jadi total keseluruhan pesanan untuk di kirim hari Selasa 22 Maret 2022 kemarin itu sebanyak 74 porsi.

Ini Baca Juga :  Duh! Warga Segel Kantor Desa Nyalindung

“Karena seringnya ditelepon, membuat saya kepancing emosi, dan saya jadi curiga. Maka saya langsung ke bank BRI untuk mengecek saldo dan ternyata, saldo saya masih kosong tidak ada yang transfer dari kemarin,” ucapnya.

Aef menuturkan, setelah pulang dari bank BRI, dirinya berangkat ke pihak Yayasan BHS yang katanya memesan itu. Dan setelah sampai, di Yayasan itu sepi sepi saja tidak ada kegiatan Rapat ataupun acara kegiatan.

“Saya tanyakan ke Satpam, kata satpam tidak ada acara apa apa hari ini di Yayasan BHS. Lalu mendatangi pihak sekaloh pun sama mengatakan tidak pesan apapun. Dan ternyata saat saya datang ke tempat tersebut, sudah ada 3 orang yang sama kasusnya dengan saya. Tak sampai disitu, datang lagi ibu ibu bawa catering pesanan Yayasan BHS senilai Rp2 juta. Dan setelah dijelaskan jika ini penipuan, si ibu itu menangis. Jadi yang saya dengar sudah ada 9 Pedagang yang kena tipu. Saya berharap tidak ada korban lagi yang senasib dengan saya,” tandasnya.

Penulis: Dadi SupriadiEditor: Acep Sandi