INISUMEDANG.COM – Tahun 2021 tinggal menghitung jam. Banyak refleksi yang harus dilakukan dalam menyongsong tahun 2022. Salah satunya peningkatan ruas jalan sampai ke pelosok pelosok dan mengurangi pengangguran menjadi target pemkab Sumedang setahun kedepan. Sebab, selama tahun 2021 belum terlihat adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pengurangan pengangguran.
Meski dimaklumi memang Indonesia sedang dilanda pandemi Covid 19, sehingga banyak anggaran pembangunan yang direcofusing. Namun, bukan alasan Pemkab Sumedang meninggalkan target itu karena sesuai visi misi Bupati Sumedang dan wakilnya Simpati (Sejahtera, Mandiri, Agamis, dan Inovatif). Tak terlihat kesejahteraan masyarakat yang menonjol justru kemiskinan meningkat dari 7 persen menjadi 10,5 Persen.
“Pertama yang harus dilakukan tentu adalah peningkatan dan penguatan infrastruktur ke daerah-daerah yang terpencil. Kemiskinan itu karena infrastruktur jelek, nanti kalau infrastruktur baik, akan meningkatkan mobilitas masyarakat untuk peningkatan ekonomi misalnya, penjualan hasil pertanian, belanja masyarakat ke kota, atau bisa memanfaatkan wisata Desa bagi para pelancong,” ujar Anggota DPRD Sumedang dari Dapil 6 Drg. Rahmat Juliadi.
Politisi Senior PKS ini menambahkan, jalan-jalan ke daerah-daerah selama ini banyak sekali yang rusak. Apalagi ke daerah-daerah terpencil itu akan menyulitkan pergerakan ekonomi masyarakat. Pada saat semua infrastruktur yang ada di Kota Sumedang ini diperbaiki sehingga aksesibilitas masyarakat dari daerah ke kota maupun sebaliknya akan hidup. Dengan sendirinya nanti akan meningkatkan aktivitas ekonomi masyarakat.
Pemasaran Hasil Bumi Terkendala Infrastruktur
“Yang terjadi saat ini susah memasarkan hasil bumi. Masyarakat harus dua kali lipat mengeluarkan ongkos karena harus muter ke kabupaten tetangga. Misal warga Sindulang, harus muter ke Cicalengka, warga Surian harus muter dulu ke Subang. Coba kalau infrastruktur bagus, gak usah buang ongkos lebih,” ujarnya.
Kemudian, produk hasil pertanian Kabupaten Sumedang juga tak mengalami peningkatan yang signifikan. Contoh, mana ada beras Sumedang diimpor ke daerah luar, atau ada gak produk pertanian Sumedang yang baru yang bernial jual tinggi.
“Contoh Mangga Gedong Gincu atau Sawo Sukatali atau Ubi Cilembu. Itu dari dulu sudah ada, dan gak ada perubahan apa-apa, dari zaman bupati terdahulu juga sudah ada produk pertanian itu. Dan tak membuat Sumedang jadi primadona wisatawan luar, karena wisatawannya gak datang ke Sumedang lebih memilih daerah lain,” ujarnya.
Rahmat berharap, adanya support dari pemerintah daerah terhadap peningkatan komoditas pertanian supaya betul-betul bisa meningkatkan ekonomi masyarakat. Belum terlihat adanya strategi pemerintah daerah supaya meningkatkan daya beli para petani, itu yang terjadi saat ini.
“Kemudian pengangguran, di Sumedang terdapat pabrik tekstil baik skala kecil menengah dan besar. Paling hanya berapa persen warga Sumedang yang bekerja di perusahaan itu. Harusnya Pemda Sumedang bisa bergaining dengan pihak perusahaan bagaimana menyerap tenaga kerja ber KTP Sumedang tanpa dipersulit masuk kerja,” tandasnya.