INISUMEDANG.COM – Sebanyak 350 orang pelaku usaha yang tergabung dalam Badan Pengurus Cabang (BPC) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Sumedang, mulai menjalani vaksinasi Covid-19 tahap pertama yang dilaksanakan secara massal di Lantai 3 Gedung Graha Asia Plaza Sumedang, (12/3/2021).
Ketua BPC PHRI Kabupaten Sumedang, H. Nana Mulyana mengatakan, pada hari ini para pelaku wisata mulai menjalani vaksinasi Covid-19. Dimana dari 750 yang akan divaksin, sebanyak 350 orang merupakan anggota BPC PHRI Kabupaten Sumedang.
“Jadi hari ini sekitar 60 persen, dari pelaku usaha yang terdiri dari berbagai jenis usaha seperti, perhotelan, restoran, Cafe, termasuk para pemilik hiburan dan Destinasi Wisata se Kabupaten Sumedang menjalani Vaksinasi Covid-19,” ujarnya.
Atas dilakukannya vaksinasi bagi para pelaku usaha ini, sambung Nana, saya selaku ketua BPC PHRI Kabupaten Sumedang mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Daerah, yang telah mengakomodir permohonan permohonannya untuk diadakan vaksin bagi para pelaku pariwisata.
“Tentunya saya sangat mengapresiasi atas diakomodirnya permohonan kami. Sehingga data-data yang kami berikan ke Kementerian Kesehatan dapat diakomodir,” ucapnya.
Nana menuturkan, dengan adanya vaksinasi bagi paga pelaku pariwisata ini, tentunya bisa sedikit memberikan rasa aman baik kepada para pelaku usaha dan para Wisatawan yang berkunjung ke Sumedang.
“Mudah-mudahan dengan Vaksinasi Covid-19 bagi para pelaku pariwisata ini, dapat memberikan rasa aman dan nyaman, bagi para karyawan dan tentunya bagi wisatawan yang hendak berwisata ke Sumedang,” kata Nana menegaskan.
Nana juga menambahkan, saat ini tidak semua pelaku usaha yang berkecimpung di pariwisata diajukan untuk vaksinasi. Karena hampir sebagian besar pelaku usaha sudah melakukan pemangkasan karyawan hampir 50 persen akibat adanya pandemi Covid-19.
“Jumlah yang diajukan tidak semuanya, pasalnya sebagian sudah dilakukan pemangkasan karyawan akibat pandemi Covid-19. Saya berharap, dengan vaksinasi ini pandemi Corona bisa segera berakhir, karena dampaknya sangat dirasakan oleh para pelaku usaha kepariwisataan, baik pelaku usaha hotel, restoran, cafe dan juga pengelola Destinasi Wisata,” tandasnya.