Ratusan KK di Sumedang Mendadak Jadi Miliarder, Namun Pemakaman Belum Dibayar PPK Lahan

Cisumdawu Seksi 1
TERGERUS TOL: Perkampungan di Dusun Cibeusi RW 01 dan RW 11 Desa Cibeusi Kecamatan Jatinangor beralih menjadi lahan tol. IMAN NURMAN

INISUMEDANG.COMRatusan Kepala Keluarga (KK) di RW 1 dan RW 11 Desa Cibeusi Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang, mendadak jadi miliarder lantaran tergerus tol Cisumdawu di seksi 1.

Tak hanya mendapatkan rumah baru yang lebih baik, mereka juga memiliki kendaraan roda empat. Bahkan, tanah sejengkal pun dibayar namun anehnya tanah pemakaman keluarga belum dibayar.

Ketua RW 01 Agus Sumarno mengatakan sebanyak 205 KK yang tersebar di RW 11 terdiri dari RT 01 dan 03 sebanyak 170 KK. Sedangkan di RW 01 ada dua RT yakni RT 01 dan RT 04 sebanyak 55 KK. Warga sebanyak itu kini harus hengkang dari Cibeusi dan pindah domisili, namun, mereka ganti untung karena dibayar dengan harga tertinggi sehingga mendadak jadi miliarder.

“Pindahnya ada yang ke Tanjungsari, Sukasari, dan Jatiroke. Harganya mulai Rp3 juta sampai Rp7.5 juta per meter. Bahkan samping hotel Jatinangor itu dibayar dengan harga Rp17 juta per meter,” kata Agus.

Ini Baca Juga :  Osis SMA PGRI Parakanmuncang Sumedang Berbagi Takjil Kepada Warga Sekitar

Agus menambahkan, kenapa harga tanah menjadi mahal, karena ada beberapa kriteria yang harus dibayar oleh PPK Lahan. Salah satunya harga Premium, harga premium itu kerugian kehilangan pekerjaan, kerugian pangabetah (solatium), dan beban depresiasi.

“Selain itu juga ada transaksi, ada tambahan biaya pindah, BPHTB, PPAT, dibebankan ke negara tergantung dari luasan tanah. Jadi nilai premium itu rupiahnya berapa, nilai tanah berapa. Kemudian kalau sudah diukur tapi belum dibayar, ada tambahan kerugian masa tunggu, bervariasi tergantung tanah dan bangunan. Maka pantas harga tanah yang tergerus tol itu harganya mahal mahal,” ujarnya.

Disamping Ratusan KK Mendadak Jadi Miliarder, Namun Lahan Pemakaman Keluarga Belum Dibayar

Dirinya juga merupakan salah satu warga yang terdampak tol Cisumdawu di seksi 1. Dengan total luasan tanah yang tergerus seluas 2.565 meter tanah kosong ditambah 55 meter bangunan rumah. Rumah memang lebih mahal, per meter bisa Rp6juta. Sehingga Total pendapatan dari tanah dan bangunan yang tergerus tol Rp11 Miliar.

Ini Baca Juga :  Misteri Ikan Mas Sebesar Pintu Rumah yang Bisa Bicara layaknya Manusia di Waduk Jatigede Sumedang

“Kenapa harganya mahal, karena ada tim appraisal atau tim penaksir harga tanah. Harga tanah tol Cisumdawu itu senilai dengan harga tanah di tol Soroja. Kemudian Jatinangor itu termasuk zona ekonomi ekslusif kawasan pendidikan, jadi memang seperti itu kenyataannya,” ujarnya.

Secara materi, warga di sini memang untung, bahkan menjadi sejahtera pasca adanya Tol. Namun, secara psikologis memang banyak juga yang merasa tidak betah berada di tempat baru. Alasannya memang pekerjaan, yang tadinya punya lapangan pekerjaan, sekarang tidak punya lapangan kerja. Kemudian, yang tadinya usaha ngewarung sekarang jadi tidak bisa karena di tempat baru belum tentu bisa buka warung.

Ini Baca Juga :  Ridwan Kamil: Pengerjaan Tol Cisumdawu Sudah Diatas 90 Persen

“Tapi kan ada ganti rugi pangabetah (solatium) itu per orang bisa mendapatkan Rp200 juta tergantung luas tanahnya. Termasuk nanti ada biaya pindah angkut barang dan biaya tunggu. Jadi, memang benar benar jadi miliarder,” ujarnya.

Meski begitu, kata Agus, masih ada lahan yang belum dibayar salah satunya lahan pemakaman keluarga juga belum dibayar di RW 01 dan RW 11. Pemakaman itu luasnya beragam dan ada berapa liang kubur masih didata. Biaya pemindahan makam saja per satu liang Rp1 Juta.

“Nanti untuk lahan pemakaman yang belum dibayar oleh PPK Lahan yakni di RW 1 dan 11, jumlahnya ada 152 makam, dan yang belum ada 31 makam dengan kepemilikan 39 ahli waris. Yang jelas ke 31 liang pemakaman itu sampai saat ini belum dibayar,” tandasnya.