INISUMEDANG.COM – Masyarakat Desa Sirnamulya Sumedang Jawa Barat mempertanyakan gedung Kesenian Sumedang Larang. Pasalnya, gedung yang dibangun 2015 lalu, tidak pernah difungsikan sama sekali.
Bahkan warga menyebutnya pembangunan yang mubazir, uang negara ratusan juta untuk pembangunan gedung kesenian itu dinilai tidak manfaat. Kini gedung itu dibiarkan tidak diurus.
Akibatnya, kondisi bangunan rusak parah nyaris menyerupai rumah hantu Tol Cisumdawu karena posisi gedung itu tidak jauh dari aktivitas pembangunan jalan tol.
Hal tersebut diakui tokoh masyarakat Wawan Juhaya yang juga mantan BPD Sirnamulya. Gedung kesenian itu, kata dia, namanya Pendopo Sanggar Budaya Masyarakat Adat Sumedang Larang.
“Dari mulai dibangun sekitar tahun 2015 lalu, sampai saat ini belum pernah dipakai sebagai halnya gedung kesenian. Sehingga dibiarkan tidak difungsikan,” ungkap dia di rumahnya, Kamis (3/3/2022).
Bahkan, lanjut Wawan, pembangunan gedung kesenian yang menelan anggaran negara mencapai Rp. 228 juta itu seolah mubazir sia-sia tidak ada manfaatnya kepada masyarakat.
“Rp 228 juta berasal dari dana pemeritah program P2SPP yang dibangun waktu itu oleh pihak desa,” ungkapnya.
Padahal, yang mengajukan dan membuat proposal dari pihak BPD. Namun pada saat pembangunan gedung kesenian itu, tidak ada kordinasi ke BPD.
“Dari mulai dibangun hingga saat ini belum bisa dimanfaatkan masyarakat. Alasannya waktu itu, bahwa pembangunan gedung kesenian diharapkan di Dusun Ciwindu,” katanya.
Namun, malah dibangun di Dusun Pasir gelewing. Sehingga masyarakat menilai pembangunan gedung kesenian tersebut ada yang dipaksakan, tidak berdasarkan aspirasi masyarakat.
“Itu penyebab gedung kesenian tidak pernah dipakai sampai sekarang. Akibat salah penempatan termasuk posisi gedung kesenian terpencil jauh dari pemukiman masyarakat, ” tuturnya.
Disebutkan, di Desa Sirnamulya ada kesenian masyarakat adat Sumedang Larang tepatnya di Dusun Ciwindu yang dipimpin Uyut Ence yang merupakan tokoh masyarakat Sumedang Larang.