Perkuat Peran Koperasi, Ikopin University Teken MoU dengan YPBH

INISUMEDANG.COM – Upaya memperkuat peran Koperasi dalam rangka Menjaga konstitusi, Merawat nilai-nilai Kebangsaan dan Menegakkan Demokrasi Ekonomi guna Meningkatkan Kapabilitas dan Kesehatan Rakyat, Universitas Koperasi Indonesia atau Ikopin University melaksanakan Penandatanganan kerjasama (MoU) dengan Yayasan Proklamator Bung Hatta (YPBH) di Kampus Ikopin University Kecamatan Jatinangor, Rabu (15/5/2024).

Rektor Ikopin University, Prof Dr Agus Pakpahan mengatakan sebagaimana diketahui, Koperasi menjadi Lembaga yang mampu menyelamatkan Indonesia dari krisis ekonomi. Dalam Koperasi ditularkan ekonomi kerakyatan yang berpihak kepada anggota, bukan kompetisi yang akan lahir pemenang dan kekalahan.

Dalam koperasi, lanjut Agus, muncul win win solution atau kedua belah pihak diuntungkan, baik anggota maupun lembaga koperasi. Berbeda dengan sistem perbankan kapitalis atau perusahaan besar yang ada sistem kompetisi. Sehingga akan muncul yang menang dan yang kalah.

“Oleh karena itu sebetulnya MoU ini suatu ide yang kemudian menjadi butir konstitusi perjuangan Bung Hatta dan kawan-kawan pada saat kemerdekaan. Kalau koperasi tidak dibentuk mungkin tidak akan tercapai tujuan kemerdekaan yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur. Kenapa, karena sekarang itu yang dibesarkan ide kompetisi. Enggak mungkin dengan kompetisi tercapai tujuan kemerdekaan, karena kalau yang kompetitor yang mati harus ada yang kalah. Koperasi winwin solution, kalau mau maju bersama tidak bisa dengan cara kompetisi. Maju bersama hanya bisa dicapai dengan cara Koperation,” ujarnya.

Ini Baca Juga :  Tingkatkan Soliditas, Kesbangpol Sumedang Gelar Jambore Ormas

Oleh karena itu di semua negara, Koperasi itu berkembang kalau undang-undangnya adil. Supaya berkembang, maka perbaiki dulu regulasinya, undang-undangnya. Tidak boleh ada rakyat yang tersingkir atau termarjinalkan. Dengan Koperasi justru semua lapisan masyarakat dirangkul demi kesejahteraan masyarakat dan negara. Kepentingan anggota adalah kepentingan bersama dan paling luhur.

“Nah ide ini mau kita coba gali dengan kerjasama ini dengan bapak koperasi Yayasan Proklamator Bung Hatta sampai ke hal yang saya tulis. Kita mulai dulu pendidikan itu seperti apa sih yang tidak menyebabkan ketimpangan. Pendidikan seperti apa yang tidak menyebabkan ketertinggalan di koperasi,” katanya.

Rektor mencontohkan di Negara Jerman, negara yang paling maju di dataran Eropa itu, satu dari dua orang di Jerman adalah anggota koperasi. Bayangkan berapa besarnya anggota Koperasi di Jerman yang dapat mengalahkan lembaga atau institusi lainnya.

Seperti contoh lain di Amerika Serikat, di Amerika ada 100 koperasi pertanian terbesar yang pendapatannya bisa mengalahkan seluruh BUMN yang ada di Indonesia.

Ini Baca Juga :  Aksi Pencurian Motor Milik Pelajar di Halaman MPP Sumedang Terekam CCTV

“Di Amerika ada Koperasi yang mengurusi susu sapi namanya, Dairy Farmers of America Inc. DFA adalah  koperasi  pemasaran  susu  nasional di Amerika Serikat. DFA memasarkan susu mentah anggotanya dan menjual susu serta produk turunannya (produk susu , komponen makanan, bahan-bahan dan produk susu yang tahan simpan) kepada pembeli grosir baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Penjualan bersih pada tahun 2016 mencapai $13,5 miliar. Pendapatannya itu dua kali lebih besar dari Bank Rakyat Indonesia,” ujarnya.

Kenapa demikian, karena kebijakan di Amerika membesarkan koperasi bukan mengecilkan koperasi. Kalau mau membesarkan koperasi misalnya undang-undang yang akan datang ya harus ada pasal-pasal yang memfasilitasi Koperasi itu bisa konsolidatif.

Rektor pun menambahkan, adanya Kementrian Koperasi dan UMKM di Indonesia, tidak begitu berpengaruh terhadap perkembangan Koperasi di Indonesia. Sebab, pertama anggaran untuk Kemenkop UMKM hanya 1.4 Triliun, kemudian kedua Kemenkop hanya ada 1 Deputi saja yang lainnya UMKM. Padahal Koperasi dan UKM dua lembaga yang berbeda asas dan tujuan.

“Dan kita memisahkan UKM dan koperasi, karena menurut pendapat saya Koperasi itu nilai dan juga institusi. Contoh di Belanda, ada Koperasi bernama Rabobank, Rabobank di Belanda itu lebih besar dari Bank Rakyat Indonesia. Jadi, ada dua koperasi itu dimerger menjadi satu. Dua Koperasi 1 dalam Katolik dan Koperasi yang berada agama Protestan menyatu tahun ’74 menjadi lembaga Ekonomi Raksasa besar. Pertanyaannya mungkin bisa kalau semua KSP Koperasi Simpan Pinjam di Indonesia menjadi KSP Indonesia,” guraunya.

Ini Baca Juga :  Kisah Sukses Sarjana Fisika yang Beralih Menjadi Pengusaha Tas

Sementara itu, Ketua Yayasan Proklamator Bung Hatta, Prof. Dr. Mayza Rahman mengatakan proyek koperasi di Negara kita masih diangkat 5 persen, sementara di negara lain bisa 60 persen. Artinya belum ada perusahaan raksasa yang berKoperasi di Indonesia.

“Jadi tujuan kita itu bahwa dengan MoU ini lahir pendidikan Koperasi, regulasi dan HU yang tidak ada yang bikin masyarakat termarginalkan, tidak ada pemulung atau Rakyat miskin jika semua bergabung dengan Koperasi,” ujarnya.

“Ini merupakan cita-cita bersama, makin kuat Sinergi makin banyak yang bisa kita lakukan. Tujuan yayasan kami membentuk, membina manusia yang berpolasi yang mampu berpolasi dan kemudian kita juga mencoba mencari jalannya berupa koperasi,” tandasnya.