INISUMEDANG.COM – Maryati (45) penjual buah timun suri musiman yang berjualan saat bulan puasa saja mengeluhkan sepinya pembeli, meski baru sepekan Ramadhan.
Maryati yang membuka lapak jualannya di pinggir Jalan tepatnya di perapatan Cijatihilir Desa Jatimekar Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang, mengaku sepinya pembeli Timun Suri karena di bulan suci ramadan ini banyak bermunculan pedagang dadakan atau musiman baik makanan atau minuman untuk berbuka puasa, tak terkecuali buah timun suri yang biasanya mudah ditemui saat bulan puasa.
Maryati mengaku, setiap tahun saat bulan ramadan ia menjual timun suri yang diambil dari daerah Kecamatan Ujungjaya Kabupaten Sumedang.
“Kalau timun suri saya jual Rp 5 ribu per kilogram, dulu biasanya laku 50 hingga 60 kilogram per hari di bulan Ramadan seperti ini,” kata Maryati pada IniSumedang.Com Senin (11/4/2022).
Warga Desa Jatimekar Kecamatan Sutiraja ini mengaku, sekarang jualan timun suri sedang sulit kurang laku. Pasalnya di beberapa didaerah Situraja sudah banyak yang berjualan serupa. Sehingga saat ini kadang hanya mendapat 50 sampai 60 ribu rupiah saja.
“Setiap hari sepi pembeli dan jarang habis. Saya jualan dari pagi sampai sore,” ujarnya.
Dikatakan, Maryati berjualan timun suri sudah lima tahun. Menurutnya timun suri di Kabupaten Sumedang biasa mengambil dari tengkulak di Ujungjaya.
“Saya berjualan disini sudah sejak awal puasa. Ya jualannya pas momen puasa saja kalau di luar itu ya tidak laku dijual peminatnya sedikit. Saya sistemnya sekalian ambil banyak, jadi misal habis baru ambil lagi ke tengkulak,” terangnya.
Seperti diketahui, Timun suri atau bonteng Suri kata orang Sunda ini, biasanya menjadi bahan untuk campuran es yang rasanya menyegarkan.
Teksturnya lembut dan gembur membuat buah yang umumnya bewarna kuning cerah ini banyak diminati masyarakat.
Selain kuning cerah, ada juga timun suri yang bewarna kehijauan dan bermotif garis-garis.