Saat perjalanan itu, tiba-tiba disebelah kanan saya ada penampakan Mahluk yang tinggi besar dan memiliki muka yang putih berantakan dan rambutnya yang panjang. Dan makin dekat, muka mahluk itu makin jelas kelihatan. Mahluk itu tinggi sekali, memakai Jubah.
“Kalau penglihatan saya dia kaya yang marah terhadap kita. Dan waktu lalu perasaan sudah makin tidak karuan. Namun, saya tidak tahu apakah Eko dan Velisa melihatnya. Saya takut bercampur penasaran, sehingga saya menerangi dengan senter yang saya bawa, walaupun dengkul masih terasa lemas, tapi saya tidak ingin menceritakan kepada kedua teman saya kejadian ini,” kata Lucas.
Waktu itu, kita terus melanjutkan perjalanan walaupun saya sendiri perasaan sudah campur aduk tidak karuan. Setelah melanjutkan perjalanan, tidak jauh dari situ jalur perjalanan kita terputus, karena di depan kita itu, ada seperti Aliran sungai yang lebarnya sekita 2,5 meter. Seperti ngebelah jalan setapak yang dilalui.
Keanehan Lainnya Adanya Sarang Laba-laba Besar, Waktu Pulang Yang Singkat Serta Mendengar Suara Banyak Orang
“Setelah melewati beberapa obrolan dengan kawan-kawan, akhirnya saya cek jalan ke depannya. Namun, karena lokasi sudah tidak memungkinkan akhirnya saya menyarankan kembali ke pohon tumbang yang menjadi tanda jalur perjalanan kita sebelumnya,” papar Lucas.
Anehnya lagi, saat perjalanan pulang kembali ke pohon yang tumbang, kira-kira 100 meter lebih, saya seperti menabrak sarang laba-laba yang sangat besar, padahal itu jalan yang sama yang dilewati sebelumnya.
Dan anehnya lagi, jika perjalanan yang tadinya serasa hampir 1 jam saat berangkat, tapi ketika pulang hanya diperkirakan setengah jam saja.
Setelah ketemu pohon tumbang yang dijadikan patokan jalur, akhirnya saya mengambil jalur ke kanan, dan tidak jauh disitu saya menemukan gunung batu.
“Saya ingat betul gunung berbatu ini adalah jalur yang benar karena pernah dilewati beberapa waktu lalu saat mendaki Gunung Geulis. Namun, disitu terjadi keanehan lagi, dimana Velisa kembali mendengar banyak suara orang. Padahal itu tidak mungkin, karena lokasi sudah jauh dari pemukiman warga. Namun, lagi-lagi saya tidak mau membahasnya karena sedang dalam perjalanan,” ujarnya.
Setelah itu, kita bertiga meneruskan perjalanan lagi untuk mencapai puncak Gunung Geulis. Namun, ketika sedang diperjalanan, tiba-tiba Velisa berteriak lagi memanggil saya.
“Waktu Velisa berteriak memanggil, saya langsung menghampirinya dengan sedikit berlari. Karena waktu itu kita bertukar posisi, jadi Velisa yang jalan paling duluan. Ketika saya sudah sampai ke tempat Velisa berdiri. Tiba-tiba Velisa menunjuk ke suatu arah, dan bertanya itu apa,” tandasnya.
Bersambung..