Pandemi Covid-19, Omzet Senapan Angin di Cipacing Sumedang Masih Belum Bergairah

Senapan Angin Cipacing
SEPI PEMBELI: Perajin Senapin Angin di sentra kerajinan senapan angin Cipacing Kecamatan Jatinangor, Wawan Kandar saat menunjukan senapan angin jenis pompa di tokonya./IMAN NURMAN

INISUMEDANG.COMSejak pandemi Covid 19 muncul pada awal 2020, omzet kerajinan senapan angin (bedil) Cipacing dan beberapa kerajinan tangan Cipacing masih sepi pembeli. Padahal, arus lalu lintas di Jalan Bandung Garut sudah terbilang ramai. Apalagi, adanya akses Tol Cisumdawu dari Cirebon atau Majalengka bisa langsung ke Jatinangor melalui pintu keluar tol Cisumdawu.

Perajin senapan angin, Wawan Kandar mengatakan sejak pandemi Covid 19, Omzet senapan angin masih sepi. Sebab, belum adanya pelancong dari luar kota yang melintas ke Sumedang. Jika pun ada, tidak mampir melihat lihat ke sentra kerajinan Cipacing.

“Sejak di beberapa daerah menerapkan PPKM seperti di DKI Jakarta mengeluarkan surat edaran untuk tidak keluar rumah, pesanan senapan angin dari Jabodetabek dan Jawa Barat sepi. Bahkan, sudah hampir 2 tahun terjadi penurunan penjualan senapan angin,” kata Wawan. 

Ini Baca Juga :  bank bjb Apresiasi Nasabahnya Dengan Menggelar Penghargaan Nasabah Setia 2022

Menurut Wawan, kebanyakan yang melintas di Jalan Raya Bandung Garut adalah warga lokal dengan kepentingan bekerja seperti biasa. Bukan pelancong atau wisatawan yang berkunjung ke Sumedang

“Jalan sudah ramai, bahkan macet, namun bukan wisatawan melainkan warga lokal Jawa Barat,” ujarnya. 

Omzet senapan angin terjadi penurunan sejak tanggal 10 Maret 2021. Karena Jakarta lebih dulu mengeluarkan surat edaran PPKM, Sehingga imbas ke pembeli senapan angin yang mayoritas dari Jabodetabek.

Menurut Wawan, sebelum ada Corona, tiap minggu rata-rata ada dua sampai 5 senapan yang terjual. Sekarang sudah dua tahun tidak ada pesanan karena memang di beberapa daerah sudah di lockdown. “Jangankan pembeli tamu yang sekedar melihat lihat pun tidak ada,” keluhnya. 

Ini Baca Juga :  Ziarah ke Sumedang, Dadang Supriatna Janji Bantu Renovasi Makam Mantan Bupati Bandung ke-10

Selain Jabodetabek, lanjut Wawan, pembeli juga biasanya ada dari Tasikmalaya dan Garut. Namun karena efek PPKM darurat pembeli konvensional maupun online jadi sepi sama sekali. 

“Karena Corona, jangankan untuk membeli senapan angin, untuk beli beras pun kayaknya susah. Makanya penjualan sepi,” katanya. 

Meskipun sepi, lanjut Wawan, namun tokonya tidak ditutup. Sebab, masih ada empat karyawan (perajin) dan penjaga toko yang harus makan untuk biaya hidup sehari-hari. 

“Untuk solusinya, kami kurangi jumlah produksi dan karyawan. Jika sebelumnya ada tujuh karyawan, sekarang tinggal empat karyawan. Sisanya dirumahkan,” katanya. 

Ini Baca Juga :  Kabupaten Bandung Miliki 15.000 UMKM, Pemda Janji Bakal Bantu Pemasaran

Wawan menambahkan senapan yang sering dipesan jenis senapan gas (PCP) dan Pompa kaliber 4,5 milimeter. Bahkan, mendekati puasa dan lebaran pesanan meningkat. Namun, karena Covid 19 jangankan yang memesan, yang bertanya tanya via online pun tidak ada.

“Kalau pesanan online ada satu dua, tapi kan banyak kompetitor nya, kemudian, banyak reseller yang menyediakan senapan angin meski bukan warga Cipacing Kecamatan Jatinangor,” tandasnya.