Misteri Pusaka Peninggalan Raden Cakrayuda Situraja Sumedang

E. Junaedi
E. Junaidi (57) keturunan ke enam dari Raden Cakrayuda

INISUMEDANG.COM – Pusaka mahakarya agung para leluhur di Nusantara memang tak terbilang jumlahnya. Sebagian dari pusaka leluhur tersebut sudah banyak ditemukan dan tersimpan sebagai warisan leluhur.

Namun, ternyata masih banyak juga pusaka peninggalan leluhur yang hingga kini belum ditemukan keberadaannya. Seperti di Situraja Kabupaten Sumedang..

Di Situraja sendiri diyaikini ada pusaka berupa iket kepala, Bedog (Golok) hingga sabuk yang merupakan Tiga pusaka peninggalan Raden Cakrayuda yang sampai saat ini masih menjadi misteri.

E. Junaidi (57) yang merupakan keturunan ke enam dari Raden Cakrayuda mengatakan. Ketiga pusaka peninggalan dari leluluhurnya saat ini masih menyisakan misteri.

Ini Baca Juga :  Kisah Awal Mula dan Letak Gedung Negara Sebagai Pusat Pemerintahan Sumedang

“Saya mendengar cerita dari orang tua saya bahwa eyang Raden Cakrayuda meninggalkan tiga pusaka yaitu Iket kepala, Sabuk dan Golok. Tapi sampai saat ini saya belum pernah memegangnya hanya pernah melihat dialam mimpi,” jelasnya Jumat 18 Februari 2022.

Selain Golok dan Sabuk, Pusaka Peninggalan Raden Cakrayuda Adalah Iket dan Sabuk Sebagai Kekebalan dan Kewibawaan

Ia mengatakan, konon pusaka golok atau pisau besar tersebut tidak boleh digunakan sembarangan. Karena sangat tajam dengan ukuran antara 25- 45 CM terbuat dari bahan besi baja pilihan.

Ini Baca Juga :  5 Hutan Dikenal Paling Angker di Pulau Jawa, No 4 Tempat Jatuhnya Enam Pesawat Terbang

“Golok besar dan tajam tersebut dipergunakan hanya dalam keadaan terpaksa seperti melawan gerombolan rampok pada waktu itu,” imbuhnya

Lebih jau ia mengatakan, menurut sejarah bedog atau Golok sering digunakan oleh para raja sebagai mana tercatat dalam naskah kuno abad ke-15 yaitu kitab Saghyang Siksa Kandang Karesian.

“Jadi yang sering dipakai oleh para raja atau kanjeng prabu kala itu berupa Pedang, pecut, pamuk, golok, peso teundeut dan keris,” tuturnya.

Lebih jauh ia mengatakan, sedangkan pusaka sabuk dan iket kepala diyakini untuk kewibawaan dan kekebalan.

Ini Baca Juga :  Pria di Sumedang Ini Cerita Pengalaman Mistis, Tentang Bus Gaib yang Parkir di Halaman Rumah

“Banyak yang percaya bahwa pusaka iket kepala dan Sabuk untuk kewibawaan dan kekebalan,” imbuhnya.

Sekilas sejarah tentang Raden Cakrayuda.

Pada tahun 1917-1919 Pemerintah dipegang oleh Kuwu Cakrayuda (Juru Tulis Desa) dimulai dari kuwu Cakrayuda lah tampuk Pemerintahan desa merupakan hasil pemilihan rakyat. Kuwu-kuwu sebelumnya ditunjuk oleh kuwu yang berhenti dengan persetujuan Dalem (Bupati).

Saat ini nama Raden Cakrayuda dibadikan sebagai nama jalan di salah satu jalan Desa di Situraja Sumedang, Sedangkan makam Raden Cakrayuda berada dikomplek Ciletik Dusun situraja, kecamatan Situraja atau di komplek Makam Buyut Ageung Cileutik.