MIRIS, Siswa SD di Sirnamulya Sumedang Harus Berjalan Kaki Lewati Proyek Tol Untuk Sekolah

BERJALAN: Tangkapan Layar video Sejumlah siswa SD di Desa Sirnamulya harus berjalan di area proyek Tol Cisumdawu untuk Sekolah.

INISUMEDANG.COM – Warga Desa Sirnamulya Kecamatan Sumedang Utara mengeluhkan terkait adanya pembangunan Tol yang sangat berdampak kepada masyarakat setempat. Terutama terganggunya akses jalan. Mirisnya lagi Siswa Sekolah Dasar harus berjalan kaki melewati proyek tol yang sangat membahayakan karena lalu lalang mobil proyek.

Tak hanya itu, beberapa dampak pembangunan jalan Tol Cisumdawu juga mengakibatkan terputusnya jalan utama menuju kedua Dusun yaitu Cibitung- Bojongtotor. Sehingga, warga di dua Dusun itu harus menggunakan jalan alternatif yang lebarnya hanya 2 meter. Dan harus buka tutup jalan ketika adanya mobil yang akan masuk.

Saking kesalnya akan keadaan tersebut, warga setempat mengeluarkan unek-uneknya dengan membagikan melalui Media Sosial Facebook.

Ini Baca Juga :  Diduga Rem Blong, Truk Pengangkut Majun Terbalik di Jalan Cadas Pangeran Sumedang

Terpaksa Melewati Jalur Berbahaya Dengan Berjalan Kaki Untuk Sekolah

“Miris ketika melihat anak-anak sekolah harus melewati jalur yang sangat berbahaya seperti ini. Mereka terpaksa harus melewati jalur seperti ini karena jalur yang ada, jaraknya berkali lipat dari jarak yang di lewati sekarang”. Ujar akun Sirnamulya Makmur dalam unggahannya.

Sementara itu Ateng Kepala Dusun wilayah 1 Desa Sirnamulya mengatakan, dulu jalan penghubung antara Cibitung dan Bojongtotor terputus akibat longsor proyek tol, dan itu sampai sekarang juga belum diselesaikan.

“Sempat ada pengajuan dari desa Sirnamulya, hanya penjelasan dari Dinas PUTR yang tidak mungkin dikerjakan lagi, karena daerahnya berpotensi longsor. Sehingga jalan akan dialihkan ke wilayah atas,” tuturnya kepada IniSumedang.Com, Jum’at 24 juni 2022.

Ini Baca Juga :  Sekda: Mental Entreupreneur Harus Dimiliki Pemuda

Selain itu, lanjut Ateng, warga juga mengajukan ingin adanya jalan pintas sebagai penghubung, minimal masuk motor agar akses tidak terlalu jauh dan memutar, selama adanya pembangunan tol Cisumdawu.

“Desa sudah mengajukan itu, malahan Desa ingin ada penyambung lagi sekitar 400 meter yang terbawa longsor. Hal itu akibat di bagian bawah jalannya digali sehingga jalannya semua retak dan longsor. Jadi disini tiap digali selalu terjadi longsor hingga tidak pernah selesai,” katanya.

Ateng mengaku sangat khawatir sekali terhadap masyarakat yang melintas, apalagi anak anak sekolah harus berjalan kaki melewati jalur sangat berbahaya untuk ke sekolah, dan ditakutkan terjadi hal yang tidak diinginkan.

Ini Baca Juga :  Viral, Hendak Ditilang Polisi, Dua Pemuda Pura-pura Jadi Petani di Sawah Orang

“Ya harapan kami sebagai warga, agar ada jalan penyambung terlebih dahulu antara Cibitung-bojongtotor, atau minimal motor bisa masuk. Kemudian jalan pengganti diharapkan segera dibangunkan agar akses masyarakat lebih mudah dan tidak memutar jauh. Intinya kami berharap sebisa mungkin segera dibangunkan agar kami tidak terlalu khawatir kepada warga dan khususnya anak-anak SD yang mau sekolah,” ujar Ateng menegaskan.