INISUMEDANG.COM – Adanya penutupan pasar hewan Tanjungsari selama sebulan kedepan oleh Dinas Peternakan Kabupaten Sumedang, tak dihiraukan para peternak dan pedagang hewan ternak. Buktinya, pada Sabtu (21/5/2022) masih ada pedagang yang nekad menjajakan hewan ternaknya tak jauh dari lokasi pasar hewan Tanjungsari.
Pantauan, Meski pasar hewan Tanjungsari ditutup dan dijaga petugas dari UPT Peternakan Tanjungsari, namun pedagang tetap berjualan dengan alasan kepalang tanggung. Peternak juga menyebut penutupan pasar hewan minim sosialisasi karena tak semua peternak memiliki handphone android.
“Habis mau gimana lagi, tanggung udah ke sini bawa hewan sewa mobil kolbak. Kalau balik lagi kan rugi sudah sewa mobil,” kata Ade Hidayat peternak domba asal Desa Genteng Kecamatan Sukasari.
Menurut Ade, adanya penutupan pasar hewan jelas memutus mata pencaharian peternak dan pedagang hewan ternak seperti domba dan sapi. Apalagi menjelang lebaran idul adha pesanan hewan ternak biasanya meningkat. Dia berharap kasus penyakit PMK pada Hewan lekas musnah dari bumi Indonesia.
“Sebetulnya yang terserang PMK adalah sapi di Desa Cilayung Kecamatan Jatinangor. Namun, kenapa berdampak ke semua peternak. Apalagi di pasar Tanjungsari hanya domba saja yang dijual, kalau sapi jarang,” ujarnya.
Pemerintah Ambil Langkah dan Kebijakan Agar Tidak Merugikan Petani dan Peternak Hewan
Ade berharap pemerintah melalui dinas terkait segera mengambil langkah dan kebijakan agar tidak merugikan petani dan peternak hewan. Termasuk mereka yang ikut menikmati atau mencari rejeki di penjualan hewan seperti calo dan tukang parkir di pasar hewan Tanjungsari.
“Kalau bisa mah pasar dibuka saja, tapi sebelum pedagang masuk diperiksa dulu oleh petugas. Hewan yang sakit atau ada indikasi PMK jangan dimasukan ke dalam pasar, suruh balik lagi. Kan kalau ini hewan yang sehat juga tidak bisa dijual, efeknya, harga jual hewan ternak akan turun,” ujarnya.
Hal senada dikatakan Agus Lio pembeli dari Majalaya Kabupaten Bandung. Dia sengaja datang dari Majalaya untuk membeli hewan ternak untuk dijual lagi. Namun, karena pasar hewan tutup jadi dirinya membeli di lokasi parkir tak jauh dari Pasar hewan.
“Karena tanggung saja ada penjual ada pembeli juga sudah ngumpul. Dari pada balik lagi, udah aja transaksi di sini. Untuk harga masih normal dikisaran Rp1.5 juta sampai Rp2.5 juta per ekor untuk domba,” ujarnya.
Biasanya, lanjut Agus, sebulan menjelang Idul Adha penjualan hewan ternak meningkat. Terutama hewan yang masih muda untuk dipelihara dan dijadikan hewan qurban. Biasanya, tak kurang dari 100 ekor domba laku terjual semasa musim idul adha.
“Sekarang baru mau belanja, rencana untuk dijual lagi di Majalaya. Paling sekarang beli 7 ekor saja, karena stok pedagangnya kurang efek penutupan pasar,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, adanya indikasi hewan ternak terjangkit sakit dengan gejala sakit yang mirip penyakit mulut dan kuku (PMK) semakin meningkat. Dinas Peternakan dan Pertanian (Disnakkan) Kabupaten Sumedang menutup pasar hewan Tanjungsari untuk sementara.
Rencana penutupan pasar hewan di kecamatan Tanjungsari ini, mulai dilakukan besok, Sabtu (21/5/2022) sampai satu bulan atau lebih.
Kepala Disnakkan Sumedang, Nandang Suparman mengatakan, penutupan pasar hewan di Tanjungsari merupakan upaya untuk menghindari adanya penyebaran PMK yang lebih luas lagi.