Berita  

Merasa Kena Prank BBWS, Warga di Sumedang Iuran Membangun Bendungan di Sungai Cihonje

BBWS
Penampakan Bendungan Tajur yang dibangun hasil iuran warga Dusun Tajur Desa Cipancar Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.

INISUMEDANG.COM – Pasca banjir bandang yang melanda wilayah Desa Citengah dan Cipancar Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang pertengahan tahun 2022 lalu, tepatnya pada Rabu 4 Mei 2022.

Warga Tajur Desa Cipancar Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang merasa diprank oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) yang berjanji akan memberi bantuan Bronjong dan akan membangun bendungan pascabanjir.

H. Wawan (71) warga Dusun Tajur Desa Cipancar mengatakan pasca banjir tahun lalu, semua sibuk. Baik dari Pemerintahan Kabupaten Sumedang termasuk dari BBWS untuk penanganan banjir yang menimpa warga. Sehingga mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.

Ini Baca Juga :  Dinsos Sumedang Kekurangan Tenaga ASN

“Sejak banjir yang pertama, bahkan yang kedua kalinya pun, dari pihak BBWS sudah beberapa kali datang mengukur lokasi, dan langsung mendengarkan keinginan warga maunya seperti apa,” Kata H. Wawan kepada IniSumedang.Com 31 Januari 2023 di lokasi eks banjir.

Warga yang terkena dampak, lanjut Wawan, hanya menginginkan jalur sungai anak Cihonje ingin dibendung. Karena ketika air sungai Cihonje meluap akibat hujan deras, maka aliran anak sungai itu yang langsung mengarah ke pemukiman warga.

Anggaran Penanganan Dampak Banjir

“Kami hanya menginginkan dibendung saja, tapi tidak pernah terealisasi. Padahal ketika orang BBWS kembali datang mengukur mengatakan untuk tahun 2022 ini ada anggaran Rp. 300 jutaan untuk penanganan dampak banjir. Tapi nyatanya sampai sekarang belum juga terbukti,” tutur Wawan.

Ini Baca Juga :  Bukti Pembayaran Parkir Berlangganan, Syarat Pengajuan TPP bagi ASN di Sumedang

Bukan apa-apa, sambung Wawan, keinginan warga itu sangat mendasar dan bersifat urgent. Karena warga merasa trauma, kalau hujan sedikit saja, warga harus mengungsi. Permintaan warga hanya menginginkan ada bendungan untuk menghalangi jalur air sungai Cihonje agar mencegah masuk ke pemukiman.

“Karena tidak ada realisasinya dari BBWS, maka kami sepakat untuk iuran, ada yang menyumbang materialnya, ada yang menyumbang tenaga dan lain-lainnya. Sehingga Bendungan Tajur terbangun oleh warga beberapa minggu yang lalu,” tutur Wawan.

Pascaterbangunnya bendungan Tajur tersebut, kata Wawan, kekhawatiran warga Tajur mulai berkurang, tetapi kewaspadaan masih tetap dijaga. Hal ini karena menunggu bantuan dan perhatian dari BBWS membuat warga makin panik ketika hujan lebat.

Ini Baca Juga :  Sempat Dikeluhkan, Gunungan Sampah di Cikeruh Bojongsoang Akhirnya Dibersihkan

“Sekarang Alhamdulillah, hasil dari iuran warga, bendungan yang dibuat oleh warga telah terbangun, meski masih banyak yang harus diperbaiki dan dibutuhkan. Salah satunya Bronjong yang masih kurang karena bronjong kemarin sudah tergerus air sungai Cihonje,” tandasnya.