Mengenal Mitos “Masangin” Melewati Caringin Kembar di Alun-alun Kidul Jogjakarta

Alun-alun Kidul Jogjakarta
Mitos "Masangin" Melewati Caringin Kembar di Alun-alun Kidul Jogjakarta.

INISUMEDANG.COM – Halo traveler, musim liburan sekolah sebentar lagi tiba. Saatnya anda prepare dari sekarang tempat mana yang cocok untuk berlibur dengan keluarga nanti. Nah, redaksi IniSumedang.Com menyarankan untuk berlibur ke kota tua Jogjakarta guys. Sebab, selain banyak tempat wisata modern juga ada wisata budaya dan religinya.

Tak lengkap rasanya, jika wisata ke Jogjakarta tanpa berkeliling ke Keraton Yogyakarta. Dari sekian banyaknya destinasi wisata di sana selain Malioboro juga ada wisata religi dan budaya melewati pohon beringin kembar di Alun-alun Kidul Jogjakarta.

Di tengah hiruk pikuk Kota Yogyakarta yang mulai modern, rupanya tak menghilangkan mitos yang diyakini masyarakatnya. Salah satunya adalah mitos beringin kembar yang terdapat di Alun-alun kidul.

Berbeda dengan Alun-alun utara yang menghadap langsung ke kawasan Malioboro, alun-alun kidul berada di belakang kawasan Keraton Jogyakarta, atau diyakini masyarakat sekitar sebagai gerbang ke pantai selatan Ratu Nyi Roro Kidul. Tempat ini menjadi kawasan yang ramai dengan wisatawan apalagi Sabtu dan Minggu.

Ini Baca Juga :  Cerita Serem! Hantu Pocong Itu Melayang-Layang Bak Superman

Menurut Sukrisno tukang becak di sana, yang juga sebagai warga asli Kecamatan Keraton DIY, suasana alun-alun kidul juga Jogjakarta ramai oleh wisatawan dengan adanya berbagai aktivitas menarik, salah satunya tradisi Masangin. Masangin adalah tradisi melewati dua pohon beringin raksasa yang berada di tengah tengah lapang. Konon, siapa saja yang berhasil berjalan di antara dua beringin dengan mata tertutup, maka hajatnya akan terkabul.

Dalam kepercayaan warga lokal, Keraton Yogyakarta dipercayai memiliki hubungan istimewa dengan penguasa pantai selatan, yaitu Nyi Roro Kidul. Konon katanya siapa pun yang memiliki niat jahat pada Keraton Yogyakarta. Maka akan merasakan kesakitan dan hanya dapat disembuhkan apabila melewati beringin kembar ini.

Ini Baca Juga :  'Situ' di Sumedang Ini, Konon Tempat Mandi Para Raja dan Cikal Bakal Nama Situraja

Beringin Kembar

“Beringin Kembar ini juga dipercaya sebagai syarat untuk meminang putri Sultan HB I, raja Keraton Yogyakarta kala itu. Karena putri tidak begitu menyukai pria yang meminangnya maka sultan HB I membuat syarat bahwa sang pelamar harus melewati beringin kembar dengan mata tertutup. Hingga akhirnya ada satu pria dari Siliwangi (Jawa Barat) yang berhasil melewatinya,” ujarnya.

Di tengah zaman serba modern ini, kepercayaan ini semakin hilang. Namun, ada juga yang ingin penasaran melewati beringin itu dan jarang yang berhasil. Masyarakat sekitar mempercayai, jika memiliki hajat atau cita-cita, kemudian melewati beringin itu dan berhasil, maka hajatnya akan dikabulkan.

“Di tempat ini kemudian banyak pedagang yang menyewakan penutup mata. Orang-orang yang penasaran pun mencoba peruntungannya. Walau terdengar mudah, ternyata banyak juga para pelancong yang gagal. Bahkan dari 1000 orang mungkin hanya 1 yang berhasil,” ujarnya.

Ini Baca Juga :  Sejarah Kecamatan Cimanggung, Kenapa Namanya Tidak Kecamatan Parakanmuncang? Berikut Penjelasannya

Redaksi Inisumedang pun penasaran dengan cerita mitos tersebut. Namun, tiga kali mencoba gagal terus. Bahkan, seakan ada yang mengarahkan untuk jalan lurus, padahal pada kenyataannya berbelok 45 derajat atau keluar dari gerbang pohon beringin itu. Sesekali mencoba (curang,red) dengan membuka mata sedikit, namun tetap saja pada akhirnya tak bisa masuk ke tengah tengah pohon beringin.

Menurut Sukrisno, jika ingin berhasil melewati jalan itu maka harus dengan hati yang tenang, tidak berharap apa-apa dan menyerahkan sepenuhnya kepada yang maha kuasa dan percaya diri. Kadang, arahan dari pemandu, atau orang-orang di sekitar justru membuat gagal atau menjerumuskan ke hal hal yang tidak baik.