INISUMEDANG.COM – Vaksin dosis 3 atau vaksin booster sedang gencar gencarnya dilakukan. Menyusul adanya virus varian baru Omicron di beberapa daerah di Jawa Barat termasuk di Sumedang.
Mengantisipasi terserangnya virus omicron, Dinas kesehatan Kabupaten Sumedang mengimbau agar warga dilakukan vaksin ke tiga. Namun, perhatikan sebelum Anda di vaksin dosis 3 ini agar tidak berakibat fatal
Menurut Kabid P2P Dinkes Sumedang dr Reni K Anton ada beberapa yang harus diperhatikan ketika kita akan di vaksin booster. Pertama jelas harus dalam kondisi sehat atau tidak memiliki penyakit kormobin (bawaan). Kedua, sudah dilakukan vaksin 1 dan 2. Serta yang ketiga jarak antara vaksin 2 sampai 3 rentang waktu 3 sampai 6 bulan.
“Syarat Ketiga harus berusia minimal 18 tahun lebih 1 bulan. Karena vaksin booster tidak diperkenankan ke anak usia 11 tahun atau kurang dari 18 tahun. Syarat keempat adalah tidak sedang hamil, kemudian yang kelima syaratnya adalah dalam 3 bulan terakhir tidak pernah terkonfirmasi positif Covid 19,” ujarnya saat ditemui di PT Kahatex Cimanggung, Selasa (1/3/2022).
Reni menjelaskan, syarat yang ke-6 dosis 2 itu sudah didapatkan lebih dari 6 bulan tetapi di dalam beberapa hari yang lalu ada surat dari Dirjen P2P lebih dari 3 bulan pun itu sudah bisa divaksinasi. Kalaupun memang belum support Jadi kalau yang sudah ada yang lebih dari 3 bulan vaksin ke 2.
“Vaksinasi itu kita laporkan dan catat secara manual dulu, dan yang terakhir adalah sasaran tersebut sudah mendapatkan sertifikat yang bisa kita lihat di link pedulilindungi, jadi benar benar by name by adress sesuai NIK di KTP,” ujarnya.
Selain Beberapa Syarat Yang Harus Diperhatikan. Tetap Waspada Virus Omicron
Sampai saat ini, lanjut Reni, Kabupaten Sumedang di dosis pertama sudah mencapai kisaran 77%, kemudian dosis kedua sudah mencapai 67%, Kemudian untuk anak usia 6 sampai 11 tahun sudah hampir 93%. Khusus untuk Booster karena memang baru mulai dimulai pertengahan bulan Januari sehingga capaiannya baru kisaran 4%.
“Tetapi dengan kegiatan seperti sekarang ini di Kahatex dengan terkumpul. Itu jadi memudahkan kami untuk mempercepat akselerasi dari vaksin Booster ini. Tak hanya itu di seluruh Puskesmas setiap hari teman-teman Nakes di Puskesmas juga itu minimal kisarannya 200 sasaran Booster,” paparnya.
Untuk jenis vaksin sendiri, tambah Reni, diusahakan jenis astrazaneca karena vaksin 1 dan 2 itu kebanyakan sinovac. Ditanya apakah di Sumedang sudah menyebar Omicron, pihaknya belum menerima data resmi dari Laboratorium Kesda Provinsi Jabar. Meskipun demikian, gejala gejala yang mengarah ke virus varian omicron sudah ditemukan di Sumedang berdasarkan keluhan keluhan pasien Covid baru.
“Untuk memastikan omicron, kita harus pemeriksaan secara khusus di laboratorium Labkesda Provinsi Jabar. Jadi pemeriksaan itu dibuat diambil oleh rumah sakit dan diambil secara acak, sampel dari rumah sakit dikirim ke laboratorium di provinsi dan perlu 1 sampai 3 bulan hasilnya,” ujarnya.
Menurut Reni, meskipun gejala omicron lebih ringan dari virus delta dan varian lain, namun tetap harus diwaspadai. Semisal, fileks, sakit tenggorokan, pusing, sakit persendian, dan demam panas dingin.
“Kalau melihat secara kasat mata gejala-gejala yang memang timbul saat ini sepertinya sih mengarah ke sana, tetapi kami belum mendapatkan secara pasti apakah memang itu omicron atau tidak. Jadi masyarakat harus lebih peduli harus lebih preventif berjaga-jaga karena omicron gejalanya sangat ringan yaitu batuk dan pilek kadang-kadang juga tidak demam tetapi ada nyeri nyeri pegal di badan ya itu kemungkinan ke sana,” tandasnya.