Kisah Patung Prasasti Cadas Pangeran Sumedang Disebut Bukan Dengan Daendels Tapi Dengan Raffles

Patung Prasasti Cadas Pangeran

INISUMEDANG.COM – Percaya atau tidak?, kisah patung prasasti cadas pangeran (Pangeran Kornel) yang menunjukan sedang jabatan tangan dengan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels itu disebutkan bukan dengan Daendels melainkan dengan Raffles.

Djoko Marihandono, sejarawan dan Pengajar Program Studi Prancis. Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia seperti dikutip YouTube Histori. Meragukan pertemuan Pangeran Kornel dengan Daendels, seperti digambarkan patung prasasti Cadas Pangeran.

Alasannya, dalam tradisi kolonial setiap peristiwa penting yang terjadi di daerah berkaitan langsung dengan kepentingan pemerintah. Pasti akan dilaporkan yang tercatat lengkap dan tersimpan dalam arsip.

“Pertemuan Gubernur Jenderal Daendels dengan Pangeran Kornel, tidak tertulis dalam arsip manapun, termasuk dalam laporan Daendels sendiri kepada Mentri Perdagangan dan Koloni Van der Heim, “kata Djoko yang menulis disertasi tentang Sentralisme Kekuasaan Pemerintah Herman Willem Daendels di Jawa 1800-1811 Penerapan Intruksi Napoleon Bonaparte.

Ini Baca Juga :  Positif SWAB Covid-19 di Sumedang Bertambah Menjadi 4 Orang

Dikatakan, untuk mengenang proses pembuatan jalan Cadas Pangeran, dibuatlah prasasti dipasang pada satu tugu. Bagian atas, tugu yang dibuat pemerintah Belanda. Sementara dibawah (tugu patung) dibuat Bupati Sumedang Drs. Suphan Iskandar pada 26 Novenber 1972.

Prasasti buatan Belanda memuat informasi pembuatan jalan jalur Parakanmuncang ke Sumedang dibawah pimpinan Raden Demang Mangkoepradja dibawah penelitian Pangeran Koesoemadinata yang awal dibobok 26 November 1811 hingga 12 Maret 1812.

Prasasti Tugu Cadas Pangeran yakni 1811 hingga 1812. Bukan masa pemerintahan Daendels

Menurutnya, bulan dan tahun tersebut menunjukkan masa pemerintahan Bupati Sumedang Pangeran Kornel. Namun menurut keputusan Napoleon Bonaparte yang dimuat dalam arsip, masa pemerintahan Daendels berakhir 16 Mei 1811. Pada 29 Juni 1811 Daendels berlayar kembali ke Eropa melalui pelabuhan Surabaya dan diterima Napoleon di Paris September 1811.

Ini Baca Juga :  Ketua DPRD, Pemkab Harap Perhatikan Insentif Bagi Tim Pemulasaran Jenazah

“Sehingga periode yang dimaksud dalam prasasti Tugu Cadas Pangeran yakni 26 November 1811 hingga 12 Maret 1812. Bukan masa pemerintahan Daendels melainkan masa pemerintahan Raffles, “ungkap Djoko.

Kemungkinan tugu patung prasasti Cadas Pangeran itu merupakan pertemuan Pangeran Kornel dengan Raffles, Letnan Gubernur Jenderal penguasa tertinggi Inggris di Jawa. Tapi dalam arsip pemerintah Inggris, tidak pernah tercatat kunjungan Raffles ke daerah Priangan.

“Diduga bahwa pejabat yang bertemu dengan Pangeran Kornel di Cadas Pangeran itu hanya seorang pejabat tinggi Inggris. Yang ditugaskan mengawasi proyek pembangunan jalan Cadas Pangeran,” kata Djoko.

Ini Baca Juga :  Besok Tanggal Merah, Ini Sejarah Singkat 1 Juni Diperingati Hari Lahir Pancasila

Sehingga menurut Djoko, kebenaran ini menuntut adanya dekonsruksi atau reinterprestasi kembali terhadap mitos Pangeran Kornel.

Penduduk Sumedang sejak lama percaya tugu patung Prasasti Cadas Pangeran merupakan kisah pertemuan Bupati Sumedang Pangeran Kornel dengan Herman Willem Daendels saat inspeksi pembangunan jalan Cadas Pangeran tahun 1811.

Patung itu menggambarkan Pangeran Kornel bersalaman menggunakan tangan kirinya, sementara tangan kanannya memegang hulu keris pertanda waspada bahkan siap bertarung melawan Daendels demi membela rakyatnya yang tertindas kerja paksa dalam pembuatan jalan Cadas Pangeran.