INISUMEDANG.COM – Memasuki usianya yang sudah renta, Emak Nanih (69), Nenek asal Dusun Cigobang Desa Cikondang Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang, harus berjualan Sapu Uyun buatannya sendiri demi memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Membuat Sapu Uyun sendiri, kata Emak Nanih, sudah dilakukan turun temurun. Bakatnya tersebut berasal dari orang tuanya yang juga pengrajin sejak 30 Tahun ke belakang.
“Ini diwariskan dari orang tua saya, dan saya selaku penerus pengrajin Sapu Uyun di Desa Cikondang yang sampai hari ini meneruskan pembuatan Sapu tersebut sejak 2007 sepeninggalan orang tua,” kata Emak Nanih saat ditemui Sabtu 29 Januari 2022.
Diusianya yang menginjak 69 Tahun ini, Emak Nanih mengaku, berjualan dengan jalan kaki berkeliling Desa dan dititipkan kepada pengedar. Bahkan pernah dijual ke pulau Sumatera.
“Alhamdulillah, dengan adanya usaha ini, ekonomi Keluarga bisa terbantu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ucap Emak Nanih.
Emak Nanih menuturkan, sejak pandemi Covid-19 melanda tanah air ini. Penjualan sapu Uyun buatannya cukup terhambat karena kebijakan yang mengharuskan untuk berdiam diri di rumah.
Namun, sejak dimulainya pelonggaran kebijakan dalam upaya Pemerintah memulihkan ekonomi daerah dimasa pandemi. Emak Nanih memulai kembali berkeliling Desa menjual hasil karyanya untuk kebutuhan hidupnya.
“Sempat tidak bisa berjualan karena pandemi, tapi sekarang Alhamdulillah bisa berjualan lagi,” ujarnya.
Emak Nanih menambahkan, Sapu buatannya berbahan dasar Rumput gelagah dan rotan sebagai batangnya. Dan dijual dengan harga Rp 15 ribu per sapu.
“Saya berharap kepada Pemerintah Kabupaten Sumedang untuk lebih memperhatikan dan memberikan bantuan untuk para pelaku UMKM Kabupaten Sumedang yang terkena dampak pandemi. Bantuan baik peralatan maupun permodalan, khususnya UMKM Sapu Uyun Emak ini yang terkendala dikebutuhan usahanya seperti pupuk untuk kebutuhan produksinya,” harapnya.