Kisah Menyeramkan Ketika Melintasi Jalan di Sumedang Menuju Bandung

Kisah menyeramkan
Ilustrasi Foto Internet

INISUMEDANG.COM – Sebut saja Andra, seorang mahasiswa salah satu perguruan tinggi yang tinggal di Bandung. Dirinya mengaku mengalami kisah yang begitu menyeramkan dan mengerikan saat bertemu sosok berbaju merah yang berlumuran darah ketika akan pulang ke Bandung melintasi jalan Sumedang sepulang dari Cirebon.

Pada Minggu siang itu, Andra diminta untuk mengantarkan saudaranya ke Cirebon. Tak banyak menunda waktu, Andra dan dua saudaranya tersebut langsung berangkat ke Cirebon pada waktu itu juga. Dan singkat cerita sampai lah di Cirebon.

Namun, setelah itu Andra berbenah lalu bergegas minta izin untuk pulang kembali ke Bandung mengingat waktu sudah menjelang sore. Karena besok hari Senin ada jadwal kuliah.

Ketika dalam perjalanan pulang dan baru sampai di daérah Jatiwangi, hujan turun dengan begitu derasnya yang bertepatan memasuki waktu Magrib. Andra pun, berhenti sejenak berdiam diri di Mobil sambil menunggu reda hujan. Hujan yang begitu besar membuat mengkaburkan pandangan Andra.

Adzan Magrib pun berkumandang, dan hujan masih saja belum ada tanda tanda reda. Dengan bersabar dan menunggu hingga kurang lebih 30 menitan, hujan pun mulai reda, dan Andra mulai melanjutkan kembali perjalanan pulang menuju Bandung.

“Kurang lebih pukul 21.00 wib, saya mulai masuk di daerah Sumedang yang jalannya berkelok. Entah dimana jalan itu, yang pasti saya tidak tahu sedang di jalan apa. Semakin lama semakin sepi saja kendaraan, sehingga saya baru menyadari bahwa memang yang arah ke Bandung itu hanya mobil saya saja,” kata Andra dalam kisahnya.

Ini Baca Juga :  3 Mitos Menjelang Waktu Magrib, Nomor 2 Menyeramkan

Bulu Kuduk Merinding, Awal Kisah Menyeramkan Pada Andra

Semakin lama suasana semakin sepi. Anehnya kata Andra, tiba-tiba bulu kuduk mulai merinding, dari yang tadinya tenang dan menikmati perjalanan yang berkelok seketika harus berubah dan mendadak jadi gelisah. Andra mengaku pikirannya jadi kemana-mana, keringat mulai mengucur ketegangan pun semakin menjadi.

“Benar saja, di jalan yang gelap dan sepi itu, tiba tiba ada suara perempuan dengan menggunakan bahasa Sunda. Suaranya sangat lirih dan terdengar sangat menyayat, ‘Ngiring Ka Payun A’ (ikut ke depan A). Sontak saya kaget, luar biasa kagetnya, pirasat benar saja jadi kenyataan. Saya tidak bisa berbicara apa-apa, dan yang bisa saya lakukan hanya mencoba mengendalikan diri,” ujar Andra.

Dengan rasa penasaran, dan rasa takut menjadi jadi, akhirnya Andara memberanikan diri untuk melihat di kaca Spion di dalam. Tidak ada sosok ataupun penampakan, yang akhirnya kembali memberanikan diri lagi untuk menengok langsung ke belakang.

“Begitu saya menengok ke kebalakang jok mobil, sedikit lega. Karena tidak ada penampakan, dan mungkin tadi itu hanya pendengaran saja karena sudah dihinggapi rasa takut. Saya kembali fokus nyetir mobil, dalam pikiran ingin cepat cepat ke tempat banyak orang atau tempat ramai,” kata Andra dalam penuturannya.

Ini Baca Juga :  Menelusuri Jejak Sejarah Patambon Cimanggung Sumedang, Ternyata Tempat Pertemuan

Namun tidak berselang lama, tiba-tiba, suara itu kembali muncul lagi dengan bahasa Sunda “Ngiring Ka Payun A,” begitu katanya. Andra kaget bukan kepalang tanggung, langsung melihat ke spion dalam mobil lagi, dan ternyata masih sama tidak ada penampakan. Tapi rasa takut sudah memporak porandakan ketenangan sudah tidak mengendalikan alam sadar.

“Akhirnya, saya kembali beranikan diri melihat ke belakang jok mobil, dan ternyata, penampakan itu ada. Sosok itu adalah perempuan berbaju merah, berlumuran darah, dengan rambut panjang acak acakan yang menutupi sebagian mukanya. Matanya merah menyala, terlihat sepintas ada taringnya, mukanya rusak hitam seperti habis terbakar,” ujar Andra.

Perasaan Tak Karuan Saat Melihat Penampakan

Laju kendaraan pun semakin perlahan, karena kaki lemas, sekujur tubuh bergetar, pikiran dan hati tak karuan. Dan akhirnya mencoba melihat ke belakang lagi, ternyata mahluk itu hilang. Kendaraan terus di pacu meski hanya perlahan, dan untungnya di depan ada seperti orang didalam warung, akhirnya berhenti di warung itu.

Ini Baca Juga :  Beredar Foto Dilan Versi Situraja Tahun 1950 Pakai Moge, Harga Motornya Sekarang Ratusan Juta Rupiah

“Saya langsung keluar, dan napas pun ngos-ngosan. Kemudian saya minta air minum ke warung itu, dan tukang warung menanyakan karena saya seperti orang ketakutan. Saya ceritakan semuanya, dan memang tukang warung itu pun hanya tersenyum dan menjelaskan bahwa sepanjang jalan ini mahluk tersebut seringkali menampakan diri. Karena dulunya pernah menjadi korban tabrak lari,” ujar Andra dalam kisahnya.

Singkat cerita, Andra pun melanjutkan kembali perjalanannya setelah tenang dan di merasa sudah siap. Andra pun meninggalkan warung itu, dengan berbekal pengalaman tadi. Andra lebih berhati-hati, dan berdoa semoga diberikan kelancaran dalam perjalanan pulangnya ke Bandung.

“Tape mobil pun dinyalakan agar tidak terlalu sepi, mencoba sedkit bernyanyi agar lebih tenang. Tapi tiba-tiba, suara itu muncul kembali dengan jelas dan berkata,” Hatur Nuhun A, Tos Dugi Ka Dieu,” begitu katanya. Bukan kepalng kaget, dan suara itu tepat ada di samping kiri saya, dan saya pun berpaling, Astagfirullah Haladzim, saya melihat dengan jelasnya, buruk mukanya, baunya, rambut panjangnya kaku, baju merah berlumuran darah itu ada lagi, lalu tertawa cekikikan dan menghilang,” Kata Andra mengakhiri kisahnya.

Sekedar informasi pengalaman tentang kisah menyeramkan Andra ini ditayangkan dua tahun yang lalu di laman YouTube Ardan Radio 105.9 FM.