INISUMEDANG.COM – Mungkin sekian banyak warga Sumedang tidak terpikirkan atau tidak terlintas dalam ingatan. Kenapa letak pusat Pemerintahan Kabupaten Sumedang berada di tempat yang sekarang yaitu Gedung Negara, kenapa tidak di wilayah Rancakalong atau di Cimalaka.
Lurah Cipameungpeuk Yayat Sukarya mengisahkan bahwa menurut sesepuh di Cipameungpeuk khususnya di Lingkungan Tenjo Nagara. Kenapa ada nama Lingkungan Tenjo Nagara? Lalu kenapa ada nama Lingkungan Tenjo Laya.
“Sebelumnya, kerajaan atau pusat pemerintahan Sumedang itu ada di Tegal Kalong ketika jaman raja Prabu Geusan Ulun. Lalu memerintahkan kepada Mintra Laga (sekarang jadi makam keramat Eyang Mintra Laga) mencari tempat yang baru untuk pusat pemerintahan Sumedang”. Ujar Yayat mengisahkan yang didampingi kasepuhan Ahmad Muhamad kepada IniSumedang.com Kamis, 10 Pebruari 2022.
Dalam pencarian tempat yang baru tersebut, sambung Yayat. Mintra Laga (Asisten dari Prabu Geusan Ulun) lalu pergi ke daerah Kebon Cau di Tenjo Laya di puncak bukit. Ternyata tidak terlihat tempat yang bagus dan yang tampak hanya pepohonan saja, sama sekali tidak terlihat. Jadi tempat itu dinamakan Tenjo Laya yang asalnya dari kata Tenjo Sulaya (Tidak Terlihat).
“Setelah itu, Mintra Laga turun kembali dan meneruskan pencariannya untuk tempat atau letak pusat Pemerintahan yang baru itu. Dan melihat ada satu bukit kembali, lalu beliau naik ke bukit tersebut, setelah sampai di puncak bukit itu, beliau melihat letak dan tempat yang pas untuk pusat pemerintahan yang baru,” ucap Yayat.
Penamaan Tempat Baru Sebagai Pusat Kerajaan Tenjo Nagara
Dari hasil pencariannya itu, lanjut Yayat, dilaporkanlah ke Prabu Geusan Ulun bahwa sudah diketemukan tempat yang pas untuk pusat pemerintahan Sumedang.
“Nah, di bukit itu di tandai dengan batu prasasti dan batu tersebut saat ini sudah tidak ada karena ulah manusia. Selain itu juga, bukit dan wilayah itu dinamakan oleh Mintra Laga Tenjo Nagara yang artinya melihat bakal tempat untuk sebuah Negara atau pusat pemerintahan,” jelas Yayat.
Dikatakan Yayat, lalu dibangunlah pusat Pemerintahan Sumedang itu, dengan ornamen Gedung Belanda dan dinamakan Gedung Negara, serta Alun alun, Mesjid Agung sampai sekarang.
“Dan sampai sekarang, tempat tersebut berdiri Gedung Negara di Lingkungan Regol Kelurahan Regol Kecamatan Sumedang Selatan. Tak hanya itu, keutuhan gedung yang masih dilestarikan serta Mesjid Agungnya terjaga hingga sekarang ini,” tandasnya.