INISUMEDANG.COM – Bicara tentang makam Keramat memang tidak jauh dari cerita yang menyeramkan yang dialami warga.
Seperti cerita warga di Lingkungan Manangga Kelurahan Regol Wetan Kecamatan Sumedang Selatan, yang pernah melihat penampakan
di makam Keramat leluhurnya Sumedang ini, yaitu Makam Rd. Aria Sacapati yang merupakan keturunan ke-5 dari Pangeran Prabu Geusan Ulun sebagai raja terakhir Kerajaan Sumedang Larang.
Warga menyebutkan, terkadang sosok penghuni di makam itu menampakkan wujudnya kepada warga yang kebetulan dapat melihatnya.
Tak hanya itu, kejadian-kejadian aneh juga kerap dialami warga, seperti munculnya penampakan seperti keraton ghaib, hingga sosok makhluk berjubah putih dengan postur yang tinggi besar.
“Dulu saya pernah melihat ada penampakan mirip keraton ghaib dan juga sosok tinggi besar di area pemakaman itu,” ujarnya salah seorang warga setempat.
Diakuinya memang, area pemakaman itu ada beberapa larangan, seperti ada batu lebar dan katanya tidak boleh dipakai tidur ataupun sekedar duduk. Serta pohon beringin berusia ribuan tahun yang tidak boleh sembarang orang memotong rantingnya.
Namun seiring berjalannya waktu, saat ini sudah jarang lagi warga yang melihat penampakan penampakan di area pemakaman itu. Hanya saja, untuk beberapa larangan memang masih ada warga yang mempercayainya dan tidak mau melanggarnya.
“Untuk penampakan memang sudah jarang terdengar. Hanya untuk larangan tidur di atas batu yang lebar di areal makam memang masih belum ada warga yang belum berani melakukannya. Begitupun memotong ranting pohon beringin tua yang diperkirakan umur ribuan tahun itu,” ujarnya.
Meski di Tengah Kota Sumedang, Situs Rd. Aria Sacapati Nyaris Tidak Dikenal masyarakat
Dewi Aisah juru kunci atau kuncen ke-7 mengatakan, Keramat Manangga adalah makam leluhurnya Sumedang yaitu Rd. Aria Sacapati yang merupakan keturunan ke-5 dari Pangeran Prabu Geusan Ulun sebagai raja terakhir Kerajaan Sumedang Larang.
Namun, kata Dewi Aisah yang lebih akrab dipanggil mak Isah ini, makam situs sejarah leluhur Sumedang ini, nyaris tidak kenal masyarakat. Bahkan orang Sumedang sendiri tidak mengenal makam leluhurnya yang seolah tersembunyi meski ditengah kota Sumedang.
“Peziarah ke Situs makam ini jarang sekali, kalaupun ada sekali-kali, itu pun berdasarkan petunjuk dari mimpi atau petunjuk Paranormal. Namun peziarah itu selalu dikabulkan niat dan tujuannya,” tutur Mak Isah saat ditemui di Kediamannya, Sabtu 15 Januari 2022 lalu.
Dewi Aisah yang mengaku dirinya telah menjadi juru kunci ke-7 sejak tahun 1991, yang juga masih garis keturunan dari kuncen di situs makam tersebut.
Namun, pada 5 tahun lalu, dirinya telah menurunkan status juru kunci kepada anaknya Ayub sebagai juru kunci ke-8 makam Keramat Eyang Rd. Aria Sacapati.
Sekilas Silsilah Eyang Rd. Aria Sancapi
Sekilas dijelaskan silsilah Eyang Rd. Aria Sancapi yaitu anaknya Eyang Dalem Banda Yuda sebagai anak Kanjeng Dalem Rangga Gede yang merupakan anak Pangeran Geusan Ulun yang anak Pangeran Santri.
“Rd. Aria Sancapati merupakan buyut Pangeran Prabu Geusan Ulun sebagai raja terakhir kerajaan Sumedang Larang,” ujarnya.
Sementara menurut juru kunci ke-8 Ayub menyebutnya Situs Makan Rd. Aria Sacapati 3 sebagai bupati panyelang, atau dalam bahasa sekarang Penjabat Sementara (Plt), dimana waktu itu Pangeran Kornel masih muda belia yang belum waktunya diangkat menjadi bupati.
“Sehingga ketika Pangeran Kornel sudah memenuhi syarat (dewasa), maka bupati panyelang (Plt) yaitu Rd. Aria Sacapati diserahkan kepada Pangeran Kornel, ” katanya.
Disebutkan, makam Rd. Aria Sacapati berdampingan dengan makam istrinya yaitu Ratu Nimang Mantri. Sementara 5 makam berjejer tidak jauh, merupakan makam para istri selir Rd. Aria Sacapati.
“Makam keramat ini diperkirakan 200 tahun silam. Namun waktu itu, pohon Beringin sudah sebesar dan setinggi ini sehingga dimungkinkan sudah berusia ribuan tahun, “katanya.