Berita  

Kasihan! Anak 13 Tahun Korban Pelecehan Seksual di Sumedang Alami Tekanan Mental

Dugaan Pencabulan Pimpinan Ponpes
Ilustrasi

INISUMEDANG.COM – Sebut saja Bunga, Anak Remaja berusia 13 tahun asal Kecamatan Sumedang Selatan yang sekolah di salah satu SMP Sumedang ini, kini mengalami tekanan mental akibat korban pelecehan seksual dari tetangganya hingga berkali kali.

Paman korban, Niki Kusnadi (38) menjelaskan apa yang telah dialami oleh keponakannya tersebut, mulai diketahui dari tetangganya. Bahwa keponakannya itu telah menjadi korban pelecehan seksual yang seseorang berinisial S.

“Mulai merebaknya kabar itu, saya tahu dari tetangga, lalu saya cari informasi lebih dalam lagi. Dan ternyata, hasilnya memang benar, keponakan saya telah menjadi korban pelecehan seksual. Saya korek informasi dari Bunga secara perlahan melalui pendekatan,” Kata Niki kepada IniSumedang.Com Sabtu 21 Januari 2023 di kediamannya.

Ini Baca Juga :  8 Kepala Dinas di Sumedang Dirotasi, Berikut Datanya

Tidak hanya itu saja, Kata Niki, dirinya pun mencari bukti bukti yang lain dan yang menguatkan. Salah satunya WhatsApp milik korban yang isinya chat antara bunga dan S yang sudah berumur. Ternyata, isi chatnya sangat memalukan dan sangat tidak baik untuk dikonsumsi oleh bunga yang masih remaja belasan tahun.

“Selain alat bukti tersebut, saya pun mengorek informasi lebih dalam ke teman teman bunga. Dan hasilnya teman bunga pun mengetahuinya saat kejadian pelecehan seksual oleh S yang sudah berumur itu, dan dilakukan di beberapa tempat,” tuturnya.

Ini Baca Juga :  Klasemen Sementara Porprov Jabar 2022: Bekasi Kokoh Dipuncak, Sumedang Bercokol di Peringkat 24

Ketika bunga diminta untuk jujur, lanjut Niki, akhirnya bunga pun mengakuinya, bahwa dirinya telah jadi korban Pelecehan Seksual oleh orang yang notabene masih tetangga di lingkungannya yang berinisial S dan sudah dilakukan berkali-kali. Hal ini juga diperkuat dengan hasil Visum.

“Mulai kejadian tersebut pada bulan Agustus 2022 lalu. Pasca kejadian jadi korban pelecehan yang dialaminya, bunga mengalami tekanan mental. Jadi pemurung kadang mengamuk, tidak bisa dikendalikan. Bunga sendiri ditinggal orang tuanya yang bercerai, ibunya diluar Jawa sedang bekerja,” ujar Niki.