Inilah Silsilah Awal Mula Nama Tenjo Nagara, Menurut Pupuhu Kampung Buhun Sumedang

Gedung Negara

INISUMEDANG.COM – Pupuhu Kampung Buhun Sumedang Sopian Apandi, menyebutkan sejarah nama Tenjo Nagara dan Tenjolaya terjadi ketika jaman kekuasaan Prabu Gajah Agung.

Waktu itu, lanjut Sopian, Prabu Gajah Agung mendapatkan wangsit untuk memindahkan Ibu Kota Kerajaan dari Leuwi Hideung, Cipaku Darmaraja.

Tujuan pemindahan ibu kota kerajaan sendiri, karena pada saat itu sedang adanya perubahan fundamental pemerintahan. Dimana ajaran Islam sudah mulai masuk ke tatar Sumedang larang.

Sedangkan pada saat itu Sumedang Larang masih menganut ajaran Hindu dan Buddha.

Ini Baca Juga :  Kasus Baru!! Dua Warga Sumedang Selatan Terkonfirmasi Positif Covid-19, Gugus Tugas Minta Masyarakat Tenang

“Disetiap tempat dijadikan ibu kota, Prabu Gajah Agung sering meminta ke Sanghyang Widhi, termasuk di Tenjo Nagara. Dikarenakan tempatnya tidak cocok maka Prabu Gajah Agung melanjutkan bertapanya dan menemukan tempat di Ciguling,” tutur Sopian.

Sehingga, kata Sopian, Ibu Kota Kerajaan Sumedang Larang dipindahkan dari Cipaku ke Ciguling. Sementara terkait nama Ciguling disebut juga dalam Carita Ratu Patuakan tentang Cadas Gumantung di Ciguling, Seulareuma dan lainnya.

Sementara untuk Gedung Negara bukan merupakan bagian dari cerita Tenjo Nagara menjadi Gedung Negara.

Ini Baca Juga :  Merinding, Begini Pengalaman Sopir Taksi Online di Sumedang Saat Membawa Arwah Penasaran

Gedung Negara ini dibangun pada tahun 1850, dimana awalnya Gedung Negara ini dibangun untuk mengakomodasi kunjungan tamu-tamu dari Batavia yang datang ke Sumedang.

Sebelumnya, sambung Sopian, jika ada tamu yang datang dari Batavia ke Sumedang, diterima dan bermalam di rumah Asisten Residen Sumedang.

Atas saran dari Asisten Residen Sumedang, Bupati Sumedang pada waktu ini membangun gedung khusus untuk menerima kunjungan tamu tersebut.

“Selain sebagai tempat peristirahatan tamu-tamu yang berasal dari Batavia, gedung ini juga biasa digunakan untuk keperluan upacara-upacara resmi,” katanya.

Ini Baca Juga :  Pemkab Sumedang Ikuti Puncak Acara BUBOS 5

Lebih jauh Sopian mengatakan, gedung ini kemudian dibangun di atas tanah milik Pangeran Suria Kusumah Adinata. Arsitek yang merancang bangunan gedung ini adalah Raden Saleh.

“Pada awalnya, gedung ini dikenal dengan nama Gedung Bengkok. Penamaan ini terkait dengan posisi gapura gedung yang terletak di sisi kiri dan kanan gedung yang bengkok. Dan saat ini gedung ini dikenal dengan nama Gedung Negara,” tandasnya.