INISUMEDANG.COM – Hari tanggap darurat Gempa Bumi yang melanda Kabupaten Sumedang sudah memasuki hari ke 3, meski belum adanya gempa susulan yang dahsyat, namun warga tetap memilih di tenda pengungsian karena khawatir Gempa susulan melanda pemukiman mereka.
Warga pun, memilih tenda darurat sebagai tempat tinggal sementara mereka. Dan sesekali menengok rumahnya untuk mengecek keamanan perabot rumah.
“Iya lebih memilih di tenda, karena dirasa lebih aman. Paling sesekali ke rumah untuk mandi dan mengecek kondisi rumah dari hal hal yang tak diinginkan. Kalau tidur mendingan di tenda,” ujar Andriana warga Cipamengpeuk Sumedang, Rabu (3/1/2024).
Menurut Andri, gempa susulan memang dirasakan namun tak begitu besar. Terutama di jam 14.00 sampai 15.00. Dan jam 08.00 sampai 10.00. Sesekali gempa dirasakan pada jam 02.00 dini hari saat warga tertidur lelap.
“Rumah kami memang tidak begitu parah kerusakannya. Namun atap dan plapon roboh. Namun kami tak bisa beres beres karena belum diberikan izin oleh pengurus RT setempat. Jadi lebih aman di tenda darurat dulu,” katanya.
Sementar itu, Pj Sekda Sumedang Tuti Ruswati mengatakan sampai hari ke 3 tanggap darurat bencan gempa bumi, Pemkab Sumedang berupaya untuk memastikan warga tetap aman, dengan mendirikan tenda darurat di area terbuka dan jalan raya. Terutama fokus tenda darurat di jalan depan RSUD Sumedang, sekitar Alun alun Sumedang, Cipamengpeuk, Cimalaka dan Babakan Hurip serta lapangan Pacuan Kuda.
“Untuk saat ini prioritas yang dibutuhkan korban gempa terutama logistik seperti pakaian, alat perabot rumah, dan makanan serta obat obatan. Daerah daerah yang parah yakni di Babakan Hurip, Cipameungpeuk, Pacuan kuda, Cimalaka, dan ada beberapa tenda-tenda evakuasi walaupun tidak 100% pengungsi sebetulnya karena memang rumah-rumah mereka sebetulnya masih dikategori ringan. Sehingga mereka masih bisa bolak-balik jika malam di tenda, siang kembali ke rumah,” ujarnya.
Menurut Tuti, ada yang membuat tenda di depan rumah, ada juga yang difasilitasi oleh Pemda Sumedang. Kemudian juga dibackup Kementerian Sosial, BNPB, BMKG, relawan bencana dan ormas ormas kemanusiaan.
“Kami juga membuka dapur umum yang secara mandiri, tetapi saat ini tidak terpusat di satu titik. Jadi makanannya masih di suplai siap saji oleh kita. Sehingga bantuan-bantuan berbentuk natura dan sebagainya kita akan distribusikan ke titik-titik yang memang cukup terdampak. Alhamdulillah bantuan logistik dan makanan juga mulai berdatangan dari luar Sumedang,” tandasnya.