INISUMEDANG.COM – Hujan Deras yang terjadi akhir akhir ini menjelang waktu berbuka puasa atau ngabuburit, berakibat pada menurunnya omzet pedagang kaki lima yang biasa mangkal di perempatan dan depan depan komplek. Kondisi hujan menyebabkan pembeli enggan keluar rumah yang berakibat pada menurunnya omzet pembeli.
Seperti yang dikatakan Iwan misalnya. Pedagang baso ikan yang biasa mangkal di perempatan Jalan Desa Mekarbakti-Cipacing Jalan Parakanmuncang-simpang mengaku sepekan terakhir ini omzet penjualan sepi. Selain tidak adanya pembeli karena hujan tinggi.
“Paling laku dua sampai 5 porsi seharga Rp5 ribu satu porsi. Paling dapat uang Rp25 ribu kotor, belum dipotong biaya produksi,” ujarnya.
Menurutnya, jika cuaca cerah tak kurang dari 10 sampai 20 porsi baso ikannya habis terjual. Dengan rata rata keuntungan per hari mencapai Rp30 sampai Rp50 ribu. Disaat hujan sekarang ini, jangankan keuntungan Rp50 ribu, mendapat uang Rp50 ribu kotor juga susah.
“Pokoknya kalau hujan pasti aja penjualan sepi, dagangan gak laku, masih untung bisa disimpan di kulkas,” ujarnya.
Karena Musim Hujan
Hal senada dikatakan Rusendi, pedagang kolak kolang kaling dan kolak pisang itu mengaku puasa tahun ini terbilang sepi jika dibandingkan dengan tahun kemarin. Meskipun tahun kemarin masih situasi pandemi tetapi pembeli masih banyak jika dibandingkan dengan tahun ini.
Jika tahun kemarin, rata-rata dirinya menghabiskan 50 sampai 100 cup kolek dengan keuntungan per hari Rp150 ribu sampai Rp250 ribu. Tahun ini jangankan dapat untung Rp250 ribu per hari, dapat Rp50 ribu saja sulit.
“Mungkin karena musim hujan jadi orang orang males keluar rumah. Kalau tahun kemarin kan bulan puasa itu kemarau, jadi orang ramai bepergian untuk ngabuburit. Kalau tahun sekarang mungkin pada buat sendiri kolaknya,” ujarnya.
Rusendi berharap, kondisi seperti ini tak sampai lama. Sebab, puasa sudah sampai 2 pekan lebih. Mudah mudahan mendekati hari hari lebaran, Omzet Penjualan kembali normal agar bisa membeli kebutuhan lebaran.
“Makanya, orang orang diluar sana harus bersyukur. Apalagi yang PNS atau gajih tetap. Setiap tahun pasti menerima THR dan gajih ke 13. Lah kami, orang orang kecil, jangankan dapat THR beli baju lebaran, buat makan sehari hari pun susah. Apalagi ditambah harga minyak goreng mahal,” tandasnya.