Dikenal Penyebar Agama Islam di Sumedang, Begini Kondisi Makam Eyang Cuntring Manik

Makam Eyang Centring Manik
Makam Keramat Eyang Cuntring Manik di Desa Sukatali Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang

INISUMEDANG.COM – Tak banyak yang tahu bahwa Eyang Cuntring manik merupakan tokoh wanita bangsawan penyebar agama islam di tanah pasundan termasuk di Sumedang.

Wanita bangsawan asal Cirebon tersebut di makamkan di Dusun Cipelang Desa Sukatali Kabupaten Sumedang.

Menurut Zulfikar yang warga setempat bahwa, Eyang Cuntring manik adalah seorang wanita keturunan Bangsawan dari negeri Caruban (Cirebon red). Beliau menimba ilmu agama Islam ke Banten bersama kedua saudara laki-lakinya.

“Setelah menimba ilmu agama Islam beliau menyebarkan ilmu agamanya di Priangan timur. Tepatnya Ciamis, Tasik lewat seni budaya,” tuturnya Selasa 22 Februari 2022.

Ia menjelaskan, setelah berkelana mesyiarkan agama islam di wilayah Priangan timur dan sekitarnya Eyang Cuntring manik akhirnya menetap di Sumedang.

“Ketika hendak menginjak tanah Sumedang kedua adiknya pulang ke Caruban atau Cirebon. Namun tidak dengan beliau yang sangat ingin menetap di Sumedang larang. Tepatnya di lemah Cawene Lantor atau yang sering di sebut Gunung Geulis yang sekarang tepatnya di Wilayah Desa Sukatali Dusun Cipelang,” tuturnya

Ini Baca Juga :  Jelang AKB, Pasien Positif Covid-19 Tetap 8 Orang PDP 2 Orang

Lebih jauh ia menjelaskan, pada waktu itu kedua sudara laki-laki dari Eyang Cuntringmanik berusaha membujuk supaya mau kembali ke Cirebon tapi di tolak oleh Wanita Bangsawan tersebut.

“Eyang Cuntringmanik enggan kembali ke Caruban meski tak lama kedua adiknya menyusul kembali untuk menjemput beliau dan ia memilih menetap sampai akhir hayatnya di Sukatali Sumedang,” tuturnya

Zulfikar mengatakan, tak ada yang tahu persis kesenian dan budaya yang di pakai oleh Eyang Cuntring manik untuk metode atau syiar islam tersebut.

Ini Baca Juga :  Mobil Mini Bus Terjun ke Jurang di Rancakalong Sumedang, 3 Orang Tewas

Masih Sering Mendengar Suara Gamelan Disekitar Makam

“Tak banyak yang tahu persis seni budaya atau metode apa yang beliau pertunjukan. Untuk mengundang masyarakat berbondong-bondong hadir dan setelah itu beliau menyebarkan ilmu agama Islam nya di hadapan masyarakat,” jelasnya

Sampai saat ini kata dia, masyarakat masih sering mendengar seperti suara gamelan disekitar makam Eyang Cuntringmanik.

“Beberapa tokoh masyarakat dan masyarakat umum kalau lagi kebetulan (kawenehan) sempat sering terdengar suara gamelan dari gunung tersebut. Bahkan sampai terdengar sampai desa sebelah, orang mengira desa sedang mengadakan hiburan. Setelah disusul suara itu raib dan tempat hiburan tak kunjung di temui,dan itu pernah saya alami sendiri pada tahun 2013 lalu,” tuturnya

Ia menuturkan, sampai saat ini di Desa Sukatali Kecamatan Situraja. Masih melestarikan tardisi seni budaya sebagai warisan leluluhur yang patut di pertahankan.

Ini Baca Juga :  Keindahan Alam dan Kegiatan Treking di Gunung Tampomas Sumedang

“Sebagian orang ada yang menyebut Ronggeng gunung. Karena sama dan cocok dengan folklore yang ada di Ciamis dan Tasik dan beliau adalah pimpinannya. Namun baru-baru ini di Milangkala Desa Sukatali yang ke-247 tahun 2021 lalu, paguyuban Seni Budaya Kecamatan Situraja menampilkan pertunjukan Seni Tari Kalangenan Ronggeng Ibun dan beberapa tokoh menerka mungkin saja itu karena sebelum acara di mulai beberapa perwakilan melakukan Ziarah ke makom Eyang Cuntringmanik ada rasa semangat dan percaya diri. Entahlah semua masih menjadi misteri yang jelas beliau Eyang Cuntring manik dikenal sebaga seorang Waliyullah di Zamanya. Mari kita sama-sama berdoa bersama. Untuk beliau dengan membaca surat al fatihah,” pungkas dia mengakhiri cerita dengan Doa.