Dijuluki Banteng Sumedang yang Gagah Berani, Begini Kisah Eyang Kana’an

INISUMEDANG.COM – Berbicara tentang Kabupaten Sumedang mungkin salah satu Daerah yang paling lengkap dengan budaya. Wajar saja jika Sumedang menasbihkan diri sebagai Puseur Budaya Sunda.

Sumedang memiliki banyak ragam cerita sejarah di daerahnya masing-masing, khususnya yang berkaitan langsung dengan Kerajaan Sumedang Larang.

Termasuk kisah kali ini, bahwa pada tahun 1900an, Sumedang memiliki figur yang gagah berani. Berilmu tinggi penuh dengan kedigdayaan, baik itu ilmu kebatinan sampai dengan ilmu beladirinya tidak diragukan lagi. Dan orang ini masih keturunan Kerajaan Sumedang yang dijuluki Banteng Sumedang.

“Figur yang dijuluki banteng sumedang tersebut memiliki nama Eyang Kana’an Prawira Diningrat putra dari Raden Usman. Sementara Raden H. Muhamad Usman merupakan putra dari Kanjeng Pangeran Kornel. Raden H. Muhamad Usman hasil dari Pernikahan Pangeran Kornel dengan Nyi Emas Asmajawati dari Cipondoh Indihiang dari istri yang ke tujuh,” ungkap R. Ade Ahmad Sulaeman saat diwawancarai IniSumedang.Com Selasa 15 Maret 2022 di kediamannya.

Ini Baca Juga :  Bupati: Akselerasi Inovasi Perkuat ASN Agar Lebih Kreatif

Adapun Eyang Kana’an Prawira Diningrat, lanjut Ade, merupakan buah pernikahan antara Raden H. Muhamad Usman dengan Nyimas Eroem dari istri yang ketiga. Dan Eyang Kana’an merupakan seorang kesatria yang tangguh karena keturunan yang berilmu linuhung.

“Menurut cerita orang tua saya. Eyang Kana’an merupakan kesatria yang berilmu tinggi dan paling disegani serta paling ditakuti sepulau jawa paling sakti waktu itu. Sementara. Eyang Kana’an juga memiliki murid 7 orang tidak lebih dari itu, dari ke 7 muridnya tersebut. Eyang Kana’an menurunkan ilmunya ke 7 muridnya itu,” ujar Ade.

Ini Baca Juga :  Mengenal Raden Machjar Angga Koesoemadinata, Sang Pencipta Lagu dan Nada Sunda Kelahiran Sumedang

Kesaktian Eyang Kana’an Hingga Sepulau Jawa, Sehingga Dijuluki Banteng Sumedang

Karena kesaktian Eyang Kana’an hingga sepulau Jawa, maka dijuluki Bantengnya Sumedang. Jadi segala macam perilmuan kanuragaan, kedikjayaan hingga ilmu kebatinan sudah dikuasai Eyang Kana’an waktu itu.

“Jadi kesaktian Eyang Kana’an sekali lagi sudah tidak diragukan lagi. Semua ilmu ada, makanya sampai bisa pengaruhnya hingga menguasai pulau jawa. Untuk ilmu menghilang sudah biasa bagi Eyang Kana’an itu, melawan ratusan orang pun juga beliau mampu mengatasinya sekarang diri,” tutur Ade.

Ini Baca Juga :  "Sumedang Kota Leutik Campernik" Penuh Misteri yang Harus Diungkap

Saat ini, pusara beliau ada di Kecamatan Tanjungsari Tidak jauh dari kantor kecamatan. Bahkan, peziarah pun banyak yang datang untuk sekedar mendoakan dan bertawasul.

“Karena ilmunya sudah diturunkan ke 7 murid tersebut, dan para muridnya pun memilki murid lagi, sampai sekarang ilmunya Eyang Kana’an masih banyak digunakan. Bahkan ilmu beladirinya pun masih tetap dijaga dan masih banyak yang mempelajarinya, karena Eyang Kana’an menciptakan jurus beladirinya hanya sampai tujuh jurus saja sebagai jurus inti,” ujar Ade mengakhiri ceritanya.