Berita  

Dibalik Keindahan Wisata Cisoka Sumedang, Ini Harapan Warga Asli Desa Citengah

INISUMEDANG.COM – Munculnya beberapa Objek Wisata di Cisoka memang menjadi daya tarik sendiri bagi para wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam dibalut hamparan kebun teh yang memanjakan para pengunjungnya.

Namun, dibalik keindahan dan sejuknya perkebunan teh di Wisata Cisoka muncul beberapa hal yang sangat janggal. Pasalnya, di perkebunan teh yang sejuk itu muncul beberapa tempat wisata yang berdiri di atas tanaman pohon teh. Bahkan sampai ada yang merusak Kebun teh dengan dijadikan sebuah danau kecil dengan dalih menjadi tempat wisata.

“Tempat yang dijadikan wisata itu milik pribadi yang membeli lahan garapan atau alih garapan dari penggarap sebelumnya. Tapi itu kan, bukan hak murni milik pribadi hanya sebatas hak guna pakai (HGP). Ko bisa diperjualbelikan,” kata salah seorang warga asli Citengah yang meminta namanya tidak dipublikasikan kepada IniSumedang.Com, Selasa 14 Juni 2022.

Ini Baca Juga :  Saluran Air Tertutup Bendung Rengrang, 15 Hektar Sawah di Paseh Sumedang Kekeringan

Awal Mula Berdirinya Wisata Cisoka Tidak Diketahui Warga

Sebagai warga asli Desa Citengah, lanjutnya, awal mula berdirinya wisata di Cisoka saja warga pun tidak tahu. Terlebih untuk izin-izinnya. Bahkan desa setempat pun tidak bisa memberikan izin kepada para pengusaha yang mendirikan usaha di Cisoka karena itu bukan hak desa, melainkan hak Pemerintah.

“Kebanyakan, para pemilik wisata yang ada di Cisoka bukanlah warga asli setempat. Melainkan warga luar daerah yang membeli lahan garapan dari pemilik hak garap sebelumnya. Memang ada beberapa orang asli yang turut membangun usaha di kawasan kebun teh. Tetapi itu pun hanya sedikit, kebanyakan warga luarnya,” ungkapnya.

Ini Baca Juga :  Ratusan Botol Miras Disita Satpol PP Sumedang di Warung Kelontong pada Malam Takbiran

Kami tahu bahwa kebun teh ini tidak bisa diganggu gugat apalagi dirusak, karena itu sebagai mata pencaharian kami. Dan jika bukan kami yang merawatnya mau siapa lagi.

“Kami tidak mengerti dengan masalah ini, yang kami tahu pihak pemerintah tidak memperbolehkan merusak tanaman teh. Sekarang kalau didirikan saung saung di atas tanaman teh, itu otomatis akan membuat teh yang dihasilkan jelek kualitasnya. Bahkan akan mati walaupun tidak secara langsung. Anehnya, tidak ada penindakan dan ketegasan dari Pemerintah atas hal ini,” ucapnya dengan nada kesal.

Ini Baca Juga :  Soal Dugaan Pelanggaran Netralitas oleh Kepala Dinas, Bawaslu Sumedang Dinilai Gamang Tangani Pelanggaran

Munculnya sejumlah Wisata yang pemiliknya kebanyakan orang luar Desa itu, sambungnya, tidak ada keuntungan yang didapatkan oleh warga setempat maupun ke pihak Desa.

“Memang ada segelintir orang yang mendapatkan keuntungan dari wisata di Cisoka itu. Itupun didapatkan dari lahan parkir dan pemungutan sampah, bahkan banyaknya wisatawan yang berkunjung di area kebun teh pun banyak sampah berserakan,” ucapnya.

Harapan kami, tambahnya, hanya ingin adanya redis atas kepemilikan tanah pemukiman yang sudah lama kami tinggali dan sebagian kebun teh sebagai mata pencaharian kami.

“Kami yang sudah lama tinggal disini hanya berharap adanya redis dan tetap menjaga perkebunan teh seperti fungsi semula, karena sebagai mata pencaharian kami,” harapnya.