Sumedang, 7 Oktober 2025 — Pemerintah Desa Cikoneng Kulon di Kecamatan Ganeas, Kabupaten Sumedang, resmi meluncurkan Program Ketahanan Pangan (Ketapang) 2025 dengan total anggaran lebih dari Rp197 juta. Dana tersebut setara dengan 20 persen dari total anggaran desa, dan diarahkan untuk memperkuat sektor perikanan serta peternakan sebagai langkah strategis meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.
Kepala Desa Cikoneng Kulon, Sunjaya, menjelaskan bahwa program ini menjadi salah satu prioritas utama desa untuk mendukung kemandirian pangan dan memperkuat ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal.
Fokus Program: Perikanan dan Peternakan Terpadu
Menurut Sunjaya, komponen utama Program Ketapang 2025 meliputi lima kegiatan strategis yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat:
Pembangunan Kolam Ikan Lanjutan, dengan anggaran Rp97 juta lebih, sebagai upaya memperluas kapasitas produksi dan memaksimalkan potensi sungai desa.
Biaya Ikan, Pakan, dan Pemeliharaan, sebesar Rp51 juta lebih, untuk memastikan keberlanjutan kegiatan budidaya ikan.
Pembinaan Peternakan Ikan, senilai Rp10 juta lebih, difokuskan pada peningkatan keterampilan dan pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan perikanan.
Pengembangan Kelompok Ayam di Dusun Cinungku, mendapatkan dukungan Rp16 juta lebih, sebagai bagian dari diversifikasi usaha peternakan.
Kegiatan Teras Hijau, dengan alokasi Rp3 juta, bertujuan menjaga keseimbangan lingkungan melalui penghijauan dan pengelolaan lahan berkelanjutan.
Kendala Pakan Jadi Tantangan Utama
Meski program berjalan baik, Kepala Desa Sunjaya mengakui adanya tantangan besar terkait biaya pakan yang meningkat di luar perkiraan awal.
“Kendalanya adalah pakan yang meleset karena harga dan kebutuhan pakan baik ikan maupun ayam itu di luar dugaan. Perhitungan awal untuk ayam misalnya, pakan diperkirakan cukup untuk enam bulan, tapi dua bulan sudah habis,” ujarnya.
Untuk menyiasati keterbatasan anggaran, masyarakat desa melakukan improvisasi lokal dengan memanfaatkan bahan alami seperti kangkung, dedak, dan dedaunan sebagai alternatif pakan. Langkah ini tidak hanya menekan biaya, tapi juga menunjukkan kreativitas warga dalam memanfaatkan potensi alam sekitar.
Sungai Jadi Aset Utama Penggerak Ekonomi
Dengan potensi sumber daya alam yang didominasi oleh sungai, Desa Cikoneng Kulon menjadikan sektor perikanan sebagai penggerak utama ekonomi desa.
“Harapannya, karena desa kami potensinya cuma sungai yang bisa dikembangkan untuk mendongkrak PADes (Pendapatan Asli Desa), mudah-mudahan kami tiap tahun bisa membangun kolam ikan sekaligus kolam renang, mudah-mudahan bisa berkembang,” tutur Kades Sunjaya dengan nada optimis.
Ia menambahkan bahwa pembangunan kolam ikan dan fasilitas pendukungnya bukan hanya untuk kepentingan ekonomi, tetapi juga berpotensi menjadi destinasi wisata edukatif bagi masyarakat sekitar.
Dorong Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
Program Ketapang 2025 di Cikoneng Kulon merupakan prioritas ketiga desa yang diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan berbasis ketahanan pangan. Melalui kombinasi antara pemberdayaan masyarakat, inovasi lokal, dan pengelolaan sumber daya alam, desa ini berharap bisa mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan sekaligus meningkatkan PADes.
Dengan pendekatan kolaboratif dan manajemen anggaran yang transparan, pemerintah desa optimis Cikoneng Kulon bisa menjadi contoh bagi desa-desa lain di Sumedang dalam mewujudkan ketahanan pangan yang berdaya saing, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.