CLBK Si Tampan Geusan Ulun dengan Si Cantik Harisbaya Picu Perang Sumedang Lawan Cirebon

Kerajaan Sumedang Larang
Museum Geusan Ulun Sumedang

INISUMEDANG.COM – Kisah perang antara Sumedang dengan Cirebon, ternyata dipicu gara-gara CLBK (Cinta Lama Bersemi Kembali) antara si tampan putra mahkota Kerajaan Sumedang Larang Geusan Ulun dengan Harisbaya putri cantik berdarah ningrat Mataram berasal dari Madura.

Dalam buku sejarah Jawa Barat karya Yoseph Iskandar (1997) yang dikutip YouTube Silsilah Keturanan Sumedang menyebut, kisah perang ini terjadi 1507 saka atau tahun 1585 masehi, berawal ketika Geusan Ulun menetap di Pajang untuk berguru menuntut ilmu. Dia bertemu gadis cantik bernama Harisbaya hingga 2 sejoli ini saling jatuh cinta menjalin hubungan asmara.

5 tahun kemudian, Geusan Ulun harus tinggalkan Pajang, pulang ke Sumedang Larang untuk melanjutkan pemerintahan ayahnya (Pangeran Santri).

Namun, kepulangan Geusan Ulun membawa hati yang luka, kecewa kekasihnya (Harisbaya) akan dipersunting Panembahan Ratu sebagai istri kedua. Dia menguasa Kesultanan Cirebon yang juga menantu Raja Pajang, Sultan Hadijaya. Akhirnya hubungan asmara kedua sejoli ini putus di tengah jalan.

Ini Baca Juga :  Jelang Tahun Politik, Mari Simak Sejarah Pemilihan Umum Pertama di Indonesia

7 tahun kemudian, Geusan Ulun dinobatkan menjadi pemimpin Sumedang Larang, dan tak sengaja bertemu kembali dengan kekasih lamanya Harisbaya yang sudah bersatus istri kedua Panembahan Ratu.

Pertemuan tak sengaja itu, ketika Geusan Ulun singgah ke Kraton Cirebon dalam perjalanan pulang dari Demak (Pajang). Meskipun 7 tahun tak bertemu, hati Harisbaya langsung klepek-klepek cintanya tumbuh kembali ketika melihat ketampanan Geusan Ulun, raja muda Sumedang Larang.

Begitu pula Geusan Ulun, mata tak lepas memandangan Harisbaya meskipun sudah 7 tahun tak bertemu dan sudah istri orang. Kecantikan Harisbaya semakin mempesona meluluskan hati raja muda yang akhirnya cinta lama mereka bersemi kembali (CLBK).

Ini Baca Juga :  Tingkat Kesembuhan Pasien Korfirmasi Positif Covid-19 di Sumedang Sekitar 81,7 Persen

Harisbaya sebenarnya tidak mencintai suaminya (Panembahan Ratu) karena usianya terpaut jauh lebih tua darinya. Lagi pula dipaksa kawin oleh ayahnya Arya Pangiri. Karena ketampanan raja muda ini, Harisbaya rela mati jika tidak dipersatuan dengan kekasih lamanya.

Secara Diam-diam Geusan Ulun Melarikan Harisbaya ke Sumedang

Dikisahkan, karena tak kuat menahan cintanya, di suatu malam yang sepi, Harisbaya ngendap-ngendap masuk ke tempat peristirahatan (kamar) Geusan Ulun yang saat itu sama-sama menahan rindu kepada si cantik Harisbaya.

“Sayang, bawalah aku ke Sumedang, jika tidak, aku akan bunuh diri, rela mati demi kamu, “demikian kira-kira bisik rayu Harisbaya kepada pacar lamanya (Geusan Ulun).

Bagaikan gayung bersambut, anggukan kepala Geusan Ulun pertanda iya setuju. Dan secara diam-diam Geusan Ulun melarikan si cantik Harisbaya ke Sumedang, meski tahu, Harisbaya sudah hamil dari suaminya (Panembahan Ratu).

Ini Baca Juga :  Museum Geologi Bandung: Destinasi Wisata Populer untuk Penggemar Geologi dan Masyarakat Umum

Panembahan Ratu murka bercampur sedih. Dalam hatinya mungkin berkata, “istri ku sayang, istri ku poliandri dibawa lari, “demikian kira-kira kesedihan suami Harisbaya yang telah dibawa kabur jauh Geusan Ulun.

Panembahan Ratu teriak “tangkap Geusan ulun” hingga kerahkan sekitar 2000 prajurit menyerang Sumedang. Namun pasukan Kerajaan Sumedang Larang ternyata lebih gagah berani menghadapi para prajurit Cirebon.

Dibawah komando Jayaperkosa, mantan Panglima Kerajaan Pajajaran yang menyatakan iklar setia kepada Prabu Geusan Ulun. Kisah perang Sumedang dengan Cirebon ini dikisahkan dalam cerita “Hanjuang di Kutamaya”.

Prajurit Sumedang menang dalam peperangan tersebut, bahkan Panglima Jayaperkosa terus mengejar pasukan Cirebon yang sudah lari kocar-kacir.