INISUMEDANG.COM – Terapi pijat “Kretek” saat ini tengah viral diberbagai Media Sosial, dan menjadi buruan orang yang membutuhkan terapi tersebut.
Ternyata, terapi pijat “Kretek” bukan hal yang baru bagi Yadi (40) yang telah membuka tempat praktek terapi Kreteknya hampir 18 tahun di wilayah Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang ini.
Yadi mengaku mengawali karirnya ingin menjadi seorang Apoteker sehingga bersekolah mengambil jurusan Farmasi.
Namun, kadang arah hidup seseorang apa yang direncanakan beda dengan kenyataannya. Alhasil, Yadi menjelma menjadi seorang ahli terapi kretek, bekam dan totok syaraf.
Selama 18 tahun merintis dan mempelajari kaitan dengan ilmu bekam, terapi Kretek. Lalu mendiagnosa pasien melalui lidah seperti apa, dan bagaimana tekstur syaraf serta posisi tulang berada di tempat yang benar.
“Saya tinggal di Desa Cibeureum Kulon Dusun Sukakarya
RW 04 RT 01 belakang Polsek Cimalaka Kecamatan Cimalaka. Sudah kurang lebih 18 tahun saya menggeluti profesi ini, bukan waktu yang sebentar. Tapi bagi saya, ilmu tidak akan pernah habisnya. Sampai saat ini saya masih belajar dan terus belajar,” ungkap Yadi kepada IniSumedang.Com Kamis 7 Juli 2022 di kediamannya.
Yadi menuturkan, terapi Kretek dalam istilah kedoktoran bernama Chiropractic, sedangkan tujuannya untuk mengembalikan kemampuan sendi agar bergerak seperti awal atau berada di posisi yang sesungguhnya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, sambung Yadi, terapi pijat kretek ini dilakukan dengan memberi tekanan terhadap sendi atau bagian tubuh yang terdampak dan mengalami cedera.
“Jadi, terapi kretek ini saya praktekan sudah sangat lama sampai sekarang, bukan lagi hal yang baru, tapi karena saat ini sedang viral, maka pada umumnya orang merasa baru tahu. Padahal saya sendiri sudah sangat lama mempraktekannya kalau saya jujur, mungkin pasien yang datang kesini sudah tahu dan mengetahuinya,” Jelas Yadi.
Manfaat Terapi Pijat Kretek
Manfaat terapi Kretek luar biasa, lanjut Yadi. Karena persoalan sendi yang berubah posisinya atau aktivitas yang aktif dengan terapi Kretek akan memulihkan kembali, dan menempatkan kepada posisi awal. Sehingga pasien akan merasa lega dan tidak merasa nyeri kembali karena syaraf atau pun sendinya sudah ke tempat semula.
“Selain Terapi Kretek saya juga terapi Bekam, manfaat bekam sebagai metode pengobatan alternatif berbagai penyakit di atas berasal dari efeknya yang dapat melancarkan pembuluh darah, merangsang kinerja saraf, meningkatkan imunitas tubuh, dan membuat tubuh lebih rileks,” ujar Yadi.
Sebelum pasien diterapi, Yadi mengaku selalu melakukan diagnosa melalui lidah, dan ketika pasien menjulurkan lidah, langsung bisa diketahui. Kendala atau sumbernya bisa dari liver, ginjal, paru paru dan sebagainya. Selain itu juga melakukan tanya jawab sambil menikmati secangkir teh manis ataupun kopi sebelum terapi di mulai.
“Pasien yang datang ke saya itu, tidak serta merta langsung diterapi. Sebelumnya saya melakukan diagnosa dulu, baik dari warna lidahnya dan hasil dari wawancara santai. Sehingga saya bisa menyimpulkan harus seperti apa pengobatannya. Apa perlu bekam, atau tidak, apa perlu di Kretek atau tidak, atau hanya melemaskan syaraf saja dengan totok syaraf,” tuturnya.
Dikatakan Yadi, pasien yang datang berbagai macam keluhan, dari yang terberat hingga yang ringan dan itu semua harus di layani dengan baik tanpa ada perbedaan. Mau pasien orang kaya ataupun orang biasa bahkan pejabat sekalipun sama saja perlakuannya.
“Terapi disini pasti lengkap, sebelumnya di Kretek lalu di bekam terus di lemaskan syaraf syarafnya dengan totok. Setelah selesai saya kasih ramuan, racikan saya sendiri obat herbal, dengan bisa membantu sesama itu yang utama. Soal harga atau berapa biaya, saya katakan se- ikhlas nya saja biar berkah semuanya,” tandasnya.