Antrian Warga Berburu Minyak Goreng Kembali Padati Sebuah Minimarket di Sumedang

MENGANTRI: Warga di Cimanggung mengantri untuk mendapatkan minyak goreng murah di sebuah minimarket di Jalan raya Parakanmuncang Desa Sindangpakuon Kecamatan Cimanggung, Sabtu (19/2).
MENGANTRI: Warga di Cimanggung mengantri untuk mendapatkan minyak goreng murah di sebuah minimarket di Jalan raya Parakanmuncang Desa Sindangpakuon Kecamatan Cimanggung, Sabtu (19/2).

INISUMEDANG.COM – Minyak Goreng Langka, Pemandangan tak asing antrian warga berburu minyak goreng kembali terjadi. Kali ini sebuah minimarket di sekitaran pasar Parakanmuncang Desa Sindangpakuon Kecamatan Cimanggung Sumedang diburu ibu ibu rumah tangga, Sabtu (19/2/2022) sekitar jam 09.00 pagi.

Mereka sejak toko dibuka sudah mengantri, pemandangan ini persis era tahun 1998 nan ketika warga memburu minyak tanah.

Penggiat sosial, Apih Djaja Dipraja mengatakan saat ini ditengah krisis pandemi Covid 19 periode ke tiga, warga disulitkan dengan mendapatkan minyak goreng. Meski warga membeli bukan diberi secara gratis namun pemandangan ini Tak elok disaat Indonesia sebagai produsen minyak goreng terbesar di dunia. Sebab, Indonesia memiliki perkebunan kelapa sawit yang besar sebagai bahan baku minyak goreng.

“Stop mapia minyak goreng, telusuri para tengkulak atau kapitalis minyak goreng. Jangan menimbun minyak goreng, kasihan rakyat menderita,” kata Apih.

Pemerintah Harus Turun Tangan

Apih menambahkan, pemerintah harus turun tangan menyelesaikan masalah ini mulai tingkat kecamatan sampai Gubernur Jabar. Jangan sampai ada permainan kapitalis orang orang yang memiliki modal besar bisa menimbun minyak goreng itu. Padahal, kata Apih, tidak hanya minyak goreng yang mahal dan langka, BBM jenis pertalit dan pertamax juga sedang naik.

Ini Baca Juga :  Lantik Kades Terpilih, Ini Pesan Bupati Sumedang

“Harus secepatnya diadakan sidak. Jangan sampai warga menderita mencari minyak goreng padahal ingin membeli bukan meminta ke pemerintah,” katanya.

Terpisah, anggota DPRD Sumedang dapil 5 Cimanggung Jatinangor Asep Kurnia menambahkan pihaknya akan terus memantau perkembangan di lapangan dan meminta kepada pemkab Sumedang agar melakukan operasi pasar. Sebab, tak elok ditengah situasi PPKM level 3 masyarakat berkumpul dan berkerumun untuk mendapatkan minyak goreng.

“Kami akan pantau terus dan berupaya meminta Pemkab Sumedang agar menggelar operasi pasar. Dan kami akan terjun ke lapangan bersama pihak terkait untuk melakukan sidak minyak goreng ke beberapa toko supermaket dan pasar tradisional,” tandasnya.

Sebelumnya diberitakan sulitnya mendapatkan minyak goreng kemasan, puluhan ibu rumah tangga dan pedagang mengantri minyak goreng di kios sembako di Jalan Raya Parakanmuncang Simpang Dusun Cimande Desa Sindanggalih Kecamatan Cimanggung, Rabu (16/2/2022) sekira jam 11.00

Ini Baca Juga :  Sambut 2022, bank bjb Dorong Pemulihan Ekonomi Nasional dan Perkuat Digitalisasi

Pantauan warga sudah mengantri sejak pukul 09.00 sampai pukul 11.15. Mereka datang dari berbagai desa di Cimanggung termasuk di Kecamatan tetangga Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung.

Minyak Goreng Langka, Setiap Orang Dibatasi 1 Liter

Dwi Ajeng misalnya, ibu rumah tangga asal Dusun Kebon Kalapa Desa Tenjolaya Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung ini mengaku tahu informasi adanya minyak goreng murah dari tetangganya. Dua pun mengaku sulit mendapatkan minyak goreng dari Pasar Parakanmuncang hingga pasar Cicalengka.

“Susah memang, tak hanya di Pasar di supermarket juga kosong. Jadi, ya terpaksa jauh jauh juga mengantri ke sini,” ujarnya.

Ajeng menambahkan, harga minyak yang dijual Rp14 ribu per liter. Per orang jatahnya kebagian 4 liter. Harga semurah itu memang dimanfaatkan warga karena di pasar pasar dan toko sembako sulit didapatkan.

Ini Baca Juga :  Tinjau Lokasi Banjir, Pemkab Sumedang Akan Prioritaskan Perbaikan Insfrastruktur

“Ada juga di toko lain harganya Rp18 sampai Rp20 ribu per liter. Kalau ini ya lumayan murah, apalagi dibatasi 4 liter cukup untuk 2 minggu,” ujarnya.

Berbeda dengan di minimarket setiap orang dibatasi 1 liter itu juga kadang stoknya habis. Bahkan, ini bisa SE karton dus asalkan ada surat keterangan pedagang atau untuk dijual kembali.

“Kalau untuk pedagang bisa mencapai 1 karton atau isi 20 liter, katanya bisa asalkan memperlihatkan pedagang,” ujarnya.

Hal yang sama dikatakan Lilis Solihat. Warga Kecamatan Tanjungsari itu rela mengantri sejak pagi karena di Tanjungsari minyak goreng susah didapat. Jika pun ada, stoknya terbatas dan selalu habis. Beruntung, dirinya sedang ada keperluan di Cimanggung sehingga sekalian membeli minyak goreng meski harus mengantri.

“Saya beli 4 liter karena dibatasi hanya 4liter. Ya lumayan buat keperluan 2 minggu karena di beberapa toko/kios supermarket tidak ada yang menjualnya,” ujarnya.