BANDUNG, 9 Desember 2024 – Hingga bulan November 2024 Dinas Kesehatan mencatat sebanyak 7.310 kasus DBD (Demam Berdarah Dengue) telah terjadi di Bandung.
Kepala Dinas Kesehatan Bandung Anhar Hadian mengimbau masyarakat lebih aktif dalam pemberantasan DBD. Apalagi faktor lingkungan penyebab tingginya kasus DBD.
“Genangan air dari sampah yang tidak terangkut, terutama di musim hujan, menjadi tempat ideal bagi nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak,” ujarnya pada wartawan.
“Jika sampah dibiarkan menumpuk, lalu ditambah hujan setiap hari, maka potensi penyebaran DBD semakin besar di masyarakat,” kata Anhar menambahkan.
Anhar menerangkan Dinkes menggalakkan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSM) dan mengimbau setiap rumah punya satu juru pemantau jentik (jumantik).
“Jangan hanya mengandalkan petugas Puskesmas. Di kantor-kantor juga perlu ada petugas khusus untuk memeriksa jentik nyamuk (mencegah DBD),” ungkap Anhar.
Selain itu, lanjut dia, sebagai upaya jangka panjang untuk mengendalikan populasi nyamuk pembawa virus Aedes aegypti ada program Wolbachia di 2 lokasi di Bandung.
“Program Wolbachia di Ujung Berung dan Kiaracondong ini insyaallah berjalan, tapi memang hasilnya jangka panjang, mungkin terasa nanti beberapa tahun lagi,” ujarnya.
“Kami harap masyarakat ikut mencegah DBD melalui kebersihan lingkungan dan deteksi dini. Gerakan PSM dan jumantik harus menjadi kebiasaan,” kata Anhar melanjutkan.