Berita  

Warga Mekarbakti Sumedang Kesal, Sudah Ada Bantuan, Bayar PDAM Tetap Mahal

PDAM Mahal
Ketua RW 10 Desa Mekarbakti, Uden Sanjaya saat diwawancara

INISUMEDANG.COM – Sejumlah warga RW 10 Desa Mekarbakti kecamatan Pamulihan mempertanyakan bantuan pipanisasi dan sarana air bersih ari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum Unit Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Citarum. Pasalnya, bantuan sarana air bersih dan pemanfaatan air tanah itu tak berpengaruh terhadap retribusi warga membayar Air PDAM.

Anehnya, pihak desa maupun tokoh masyarakat tak mengetahui asal usul bantuan dari BBWS itu. Tiba-tiba ada pembangunan titik air sumur artesis di dalam komplek perumahan Mekarbakti Residence yang berada di lingkungan RW 10.

“Jadi kronologisnya gini, warga kami (asli pribumi) itu ada 150 KK, ditambah warga perumahan Mekarbakti Residence ada 450 KK. Nah, semuanya sudah menjadi pelanggan PDAM Tirta Medal Sumedang, sejak 2 tahun silam. Bahkan, warga rutin membayar retribusi sebesar Rp53 ribu sampai Rp100 ribu tergantung pemakaian. Nah, yang kami tanyakan, lalu bantuan pipanisasi dan sarana air bersih dari BBWS itu untuk apa dan untuk siapa”. Kata Ketua RW 10 Uden Sanjaya kepada wartawan, Rabu (2/11/2022).

Ini Baca Juga :  Sawah di Sumedang ini Miliki Pantangan Atau Larangan Dibangun Perumahan

Menurut Uden, warga tak mempermasalahkan adanya bantuan itu. Namun kenapa proses bantuan pengadaan sumur artesis dan pipanisasi dari BBWS itu tak diketahui aparat desa Mekarbakti maupun tokoh masyarakat setempat. Dan sebelumnya memang tidak ada ajuan dari warga sekitar karena warga komplek sudah ada sarana air bersih dari developer yakni sumur sible.

PDAM Mahal

“Awalnya ada pembangunan sumur artesis di Desa Mekarbakti. Kemudian, lokasinya ada di RW 10, ternyata plang proyek itu dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Sumber Daya Air BBWS Citarum. Itu kan prediksi warga bantuan pemerintah, tetapi ini seakan komersil, kenapa komersil, karena iuran air ke PDAM malah semakin mahal. Bahkan, yang tak dipake pun meteran air tetap berubah dan tagihannya sekitar Rp 53 ribu,” ujarnya.

Ini Baca Juga :  Reuni Alumni Al Ma'soem Diisi Silaturahmi dan Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad

Uden menambahkan, logika warga jika ada suatu proyek di lingkungannya apalagi proyek pemerintah, pasti warga sekitar dulu yang mengetahui dan merasakan manfaatnya. Namun, ini malah kebalikan warga sekitar tidak tahu bantuan untuk apa, dan apa manfaat ke warga sekitar.

“Yang warga tanyakan apakah ada kaitannya dengan PDAM, jika ada kenapa iuran tetap mahal padahal itu mengambil air dari lingkungan kami. Kemudian, struk pembayaran air pun masih invoice dari PDAM Tirta Medal Sumedang jalan Raya Cirebon Cimalaka,” ujarnya.

Ini Baca Juga :  Bupati Beltim Boyong Kepala OPD dan Kades ke Sumedang

Ditemui terpisah, Kepala Cabang PDAM Wilayah Pamulihan, Ujang mengaku tak tahu menahu soal bantuan BBWS untuk pengadaan air tanah itu. Bahkan, struk yang tertera di invoice merupakan struk yang dikeluarkan Perumda Tirtamedal Sumedang.

“Saya baru 3 bulan menjabat, jadi kurang tahu masalah itu. Dan itu mungkin ada kaitan langsung dengan PDAM Sumedang tidak ke cabang,” ujarnya singkat.